![Rapat Koordinasi Data Indeks Desa Provinsi Sumatera Barat Tahun Anggaran 2025 di Aula Kantor Gubernur.[foto : ist]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/11/Mahyeldi-desa-scaled.jpg)
Rapat yang mengusung tema “Transformasi Indeks Desa: Menata Arah Pembangunan Nagari yang Terukur dan Berkeadilan” tersebut dihadiri oleh pimpinan OPD, Bappeda kabupaten/kota, akademisi, serta perwakilan Kementerian Desa.
Dalam arahannya, Mahyeldi menegaskan bahwa peningkatan pelayanan dasar terutama pendidikan, kesehatan, dan penyediaan air bersih merupakan kunci keberhasilan pembangunan nagari. Ia menyoroti bahwa kualitas air sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat, termasuk upaya pencegahan stunting.
“Kalau gizinya bagus tapi air yang diminum tidak bersih, tetap bisa memicu stunting. Jadi, penyediaan air bersih yang layak minum itu wajib,” tegasnya.
Sumbar, kata Mahyeldi, memiliki potensi air melimpah berkat kontur daerah yang berada di sepanjang Bukit Barisan. Dengan kolaborasi lintas instansi mulai dari Dinas PU, PSDA, hingga Balai Sungai sumber air ini bisa dimanfaatkan secara optimal untuk kebutuhan masyarakat.
Selain air bersih, Mahyeldi juga menyoroti masih adanya nagari yang terisolasi akibat buruknya infrastruktur jalan. Menurutnya, pembangunan desa tidak akan efektif jika masyarakat masih sulit berpindah dan mengakses layanan dasar.
“Tidak boleh ada lagi nagari yang terputus dari wilayah lain. Infrastruktur itu syarat mutlak untuk maju,” ujarnya.
Gubernur turut menyinggung upaya penyediaan energi terjangkau, terutama bagi masyarakat Kepulauan Mentawai yang selama ini masih bergantung pada BBM. Pemprov Sumbar, ungkapnya, sedang menjajaki kolaborasi dengan ahli dari Jepang untuk memanfaatkan panas air laut sebagai energi murah.
Selain itu, ia juga mendorong perguruan tinggi seperti Universitas Andalas dan Politeknik Negeri Padang untuk memperluas pengembangan energi mikrohidro dan tenaga surya di nagari terpencil.
Mahyeldi juga menekankan perlunya penguatan ekonomi masyarakat berbasis potensi nagari. Program Nagari Creative Hub disebutnya sebagai terobosan untuk membantu pelaku UMKM memasarkan produk tanpa bergantung pada pasar kota.
“Dengan Nagari Creative Hub, produk unggulan nagari bisa dikenal luas melalui digitalisasi,” tuturnya.
Ia juga mengajak wali nagari menggandeng perantau dalam memperkuat transformasi digital pemerintahan nagari.
Gubernur menegaskan bahwa tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel menjadi syarat utama agar pembangunan berjalan efisien. Ia meminta seluruh OPD menyinergikan program dengan pemerintah pusat dan memanfaatkan Geoportal Mandiri Sumbar demi mendukung kebijakan satu peta.
Mahyeldi kembali menegaskan visi besar Sumbar: menjadi Provinsi Madani yang Maju dan Berkeadilan, sekaligus pelopor Green Province di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas PMD Sumbar, Yozarwardi Usama Putra, melaporkan peningkatan signifikan jumlah desa mandiri pada tahun 2025. Jumlahnya naik dari 368 menjadi 489 desa.
“Desa tertinggal memang sedikit bertambah dari 10 menjadi 12, tapi tidak ada lagi desa yang sangat tertinggal. Ini capaian yang patut kita syukuri,” ujarnya.
Rapat sehari tersebut juga merumuskan sejumlah rekomendasi penting, seperti penguatan layanan dasar, peningkatan aksesibilitas, serta perbaikan tata kelola pemerintahan nagari.
Acara ditutup dengan peluncuran E-book Indeks Desa Tahun 2025, sebuah inovasi Dinas PMD Sumbar dalam menyediakan data desa secara digital. (adpsb)



![Penemuan korban di Lubuk Minturun ,Kota Padang oleh Tim Sat Brimob Polda Sumbar.[foto : ist]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/11/IMG_20251128_095519-350x250.jpg)




