![Logo BMKG.[foto : net]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/10/images-5.jpeg)
Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Minangkabau, Yudha Nugraha, menjelaskan bahwa kondisi udara di permukaan masih tergolong lembap sedang dengan kelembapan 70–80 persen. Namun, pada lapisan udara atas, kelembapan relatif lebih kering di kisaran 50–70 persen.
“Cuaca cerah hingga cerah berawan ini diperkirakan masih akan bertahan hingga awal November. Baru pada akhir minggu pertama bulan depan ada potensi hujan di beberapa wilayah, terutama di sepanjang pesisir barat Sumatera Barat dan Kepulauan Mentawai,” ujar Yudha, Kamis (30/10).
Yudha menyebut, hasil analisis BMKG menunjukkan adanya daerah sirkulasi siklonik di wilayah Laut Cina Selatan yang membentuk daerah konvergensi. Kondisi ini menarik massa udara dari wilayah Indonesia, sehingga mengurangi kandungan uap air dan membuat potensi hujan menjadi rendah.
“Hal ini terlihat dari kondisi kelembapan udara di lapisan atas yang rendah, sehingga awan-awan hujan sulit terbentuk,” jelasnya.
Selain itu, BMKG juga mengimbau masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan agar tetap waspada terhadap paparan sinar ultraviolet (UV) yang tinggi di siang hari. Berdasarkan pantauan, nilai UV maksimum terjadi antara pukul 10.00 hingga 16.00 WIB.
“Warga diimbau untuk menjaga asupan air minum, menggunakan sunscreen, dan mengenakan pakaian tertutup guna melindungi kulit dari paparan sinar matahari langsung,” ujar Yudha.
Tak hanya itu, BMKG juga mengingatkan agar masyarakat lebih bijak dalam pengelolaan lahan, terutama pada musim panas seperti sekarang. Potensi terjadinya titik api akibat pembakaran lahan terbuka harus diwaspadai karena bisa memicu kebakaran yang sulit dikendalikan.
“Kami mengimbau agar masyarakat tidak melakukan pembakaran lahan. Jika menemukan adanya titik api di area belukar, perkebunan, atau pertanian, segera laporkan kepada pihak berwenang agar bisa cepat ditangani,” tegas Yudha.
Meski demikian, BMKG memprakirakan bahwa di akhir minggu pertama November 2025 akan menjadi titik awal perubahan cuaca di Sumatera Barat. Masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap perubahan kondisi atmosfer, terutama di daerah pesisir dan dataran rendah yang berpotensi mulai diguyur hujan.
“Cuaca panas ini bersifat sementara. Kami memprakirakan hujan akan mulai muncul di akhir minggu pertama November, terutama di wilayah pesisir barat Sumatera Barat dan Kepulauan Mentawai,” pungkasnya.
Dengan kondisi cuaca yang masih panas beberapa hari ke depan, BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan, membatasi aktivitas di bawah sinar matahari langsung, serta selalu memantau informasi cuaca terkini dari BMKG.(yrp)
 
			







![Anggota DPRD Kota Padang, Fraksi PKB, Yosrizal Effendi. [foto : ist]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/03/Pak-Yosrizal-Baru-e1742807071489-75x75.jpg)

