“Tidak bisa dipungkiri, saat ini banyak masyarakat yang tergoda pada sesuatu yang instan. Mereka menilai bahwa sesuatu yang digunakan itu harus memperlihatkan dampak yang sangat cepat. Padahal, itu sangat merugikan diri sendiri,” ujar Ade Rezki dalam kegiatan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) di Kayu Tanam, Kamis (16/10).
Menurutnya, bahaya produk tanpa standar kesehatan itu tidak langsung dirasakan. Efeknya muncul perlahan, mulai dari iritasi ringan hingga penyakit kronis seperti kanker.
“Kita memang merasakan efek awal yang dihasilkan adalah positif. Tetapi lama kelamaan akan menjadi negatif. Kalau sudah begitu, yang rugi kan diri kita sendiri, sudah keluar biaya untuk beli produk, lalu keluar biaya lagi untuk berobat,” katanya.
Ade menegaskan, masyarakat harus lebih teliti dan kritis dalam memilih produk yang akan digunakan pada tubuh. Di tengah gempuran promosi digital dan tren kecantikan instan, masyarakat perlu memastikan keamanan produk dengan memperhatikan izin edar dan label kesehatan resmi.
“Kita bersama BPOM terus berupaya untuk mengingatkan masyarakat agar tidak terpengaruh oleh efek instan produk. Ini tanggung jawab bersama dalam menjaga kesehatan,” tegasnya.
Politisi muda asal Sumatera Barat itu juga mengingatkan bahwa kecantikan dan kesehatan sejati tidak bisa dicapai secara instan. Ia mengajak masyarakat untuk lebih sabar dalam merawat diri, serta tidak mudah tergoda oleh produk yang menawarkan hasil cepat.
“Mari kita pelan-pelan menjaga diri, karena kesehatan itu sangat mahal dan tidak bisa dibeli. Kalau dulu pernah terjebak oleh produk-produk yang menggoda, sekarang saatnya kita nyatakan: cukup sudah,” ujarnya.
Senada, Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Padang, Suhendri, menegaskan bahwa peredaran obat dan kosmetik ilegal masih sangat marak, baik secara langsung maupun daring. Ia mendorong masyarakat untuk menerapkan kebiasaan cek kemasan, label, izin edar, dan kedaluwarsa (KLIK) sebelum membeli produk apapun.
“Tidak hanya berhenti di situ saja. Terkadang memang ada produk yang memiliki izin, tapi belum tentu cocok untuk tubuh kita. Jadi, masyarakat perlu cermat dan memahami kondisi tubuhnya sendiri,” kata Suhendri.
Pesan Ade Rezki dan BPOM Padang ini menjadi pengingat penting di tengah derasnya arus tren kecantikan modern. Bahwa di balik iming-iming “hasil cepat”, ada konsekuensi jangka panjang yang bisa menggerogoti kesehatan. Seperti yang diingatkan Ade bahwa Kesehatan adalah investasi terbesar yang tidak bisa diganti.(yrp)