Jakarta, Scientia.id – Selama lebih dari 20 tahun, Kawah Silverpit di dasar Laut Utara menjadi perdebatan sengit para ilmuwan. Ada yang meyakini kawah berbentuk lingkaran hampir sempurna itu akibat tumbukan asteroid, sementara yang lain berpendapat terbentuk karena proses geologi lambat, seperti migrasi garam atau runtuhan gunung berapi.
Kini, misteri itu terpecahkan. Berkat pencitraan seismik 3D, analisis mikroskopis mineral, serta simulasi komputer canggih, para peneliti memastikan Silverpit terbentuk akibat hantaman asteroid dahsyat sekitar 43–46 juta tahun lalu.
Kawah tumbukan di Bumi sangat jarang ditemukan. Dari sekitar 200 kawah yang tercatat, hanya 33 yang berada di bawah laut. Silverpit menjadi salah satu yang unik, dengan diameter 3,2 km, terletak 700 meter di bawah dasar laut dan 128 km dari pantai Yorkshire. Kawah ini pertama kali ditemukan tahun 2002 lewat survei seismik perusahaan minyak, namun bukti dampak asteroid baru menguat dua dekade kemudian.
Survei seismik 3D pada 2022 menampilkan gambaran lebih jelas: adanya pengangkatan pusat kawah, patahan konsentris hingga 18 km, serta kawah-kawah kecil di sekitarnya—ciri khas tumbukan asteroid. Fosil mikro dalam lapisan batuan mengungkap peristiwa ini terjadi di era Eosen. Simulasi komputer memperkirakan asteroid berdiameter 160 meter menghantam Bumi dengan kecepatan 15 km/detik, menciptakan kawah sedalam 1 km dalam hitungan detik, dan memicu tsunami raksasa setinggi 100 meter.
Analisis sesar menunjukkan asteroid datang dari barat-barat laut dengan sudut rendah, menghasilkan bentuk kawah asimetris. Fitur ini sekaligus membantah teori lain seperti migrasi garam atau aktivitas vulkanik.
Meski lebih kecil dibanding kawah Chicxulub di Meksiko yang memicu kepunahan dinosaurus, dampak Silverpit tetap mengerikan bagi makhluk hidup di sekitarnya. Penemuan ini menegaskan betapa rapuhnya catatan tumbukan Bumi, karena kebanyakan sudah terhapus erosi dan pergerakan lempeng tektonik.
Baca Juga: Pedang Diduga Milik Firaun Berusia 3.000 Tahun Ditemukan
Konfirmasi Silverpit sebagai kawah tumbukan tidak hanya menyelesaikan perdebatan ilmiah, tapi juga memberi pelajaran penting bagi pertahanan planet. Dari Silverpit, para ilmuwan bisa memperkirakan ancaman serupa di masa depan jika asteroid kembali menghantam lautan dangkal Bumi. (*)