Agam, Scientia.id – Jumlah siswa yang hanya 18 orang di SMP Negeri 2 Baso, Nagari Salo, Kecamatan Baso, menjadi sorotan utama saat Bupati Agam, Benni Warlis melakukan kunjungan lapangan pada Jumat (26/9).
Jumlah tersebut mencakup seluruh tingkatan kelas, dari kelas VII hingga IX. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran terkait efektivitas pembelajaran dan masa depan sekolah itu sendiri.
“Ini sudah masuk kategori kritis. Kita tidak ingin ada sekolah negeri yang kehilangan fungsinya hanya karena kekurangan siswa. Pemerintah daerah akan turun tangan,” kata Bupati.
Menurut Bupati, menurunnya minat masyarakat menyekolahkan anak ke SMPN 2 Baso disebabkan oleh persepsi terhadap kualitas dan kecenderungan memilih sekolah lain yang dianggap lebih representatif, meskipun berada di luar nagari.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa semua anak di Agam, termasuk di pelosok seperti Nagari Salo, berhak atas pendidikan yang layak dan mudah diakses.
Sebagai solusi, Pemkab Agam akan mengkaji berbagai opsi, mulai dari penguatan promosi sekolah, peningkatan kualitas pengajaran, hingga kemungkinan penggabungan atau integrasi sistem pendidikan dengan sekolah lain di sekitarnya.
Baca Juga: 700 Hektar Lahan Terlantar di Agam Akan Dioptimalkan untuk Tanam Jagung
“Ini bukan hanya soal sekolah, ini soal keadilan akses pendidikan bagi seluruh anak-anak Agam,” tegas Bupati. (*)