Padang, Scientia.id – Pasar murah akan diperluas hingga ke 104 kelurahan di Kota Padang sebagai langkah menekan inflasi sekaligus menjaga ketahanan pangan masyarakat. Program ini merupakan bagian dari Gerakan Pangan Murah (GPM) yang dibahas dalam rapat koordinasi di Balai Kota Padang, Kamis (11/9/2025) lalu.
Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, menegaskan bahwa pasar murah bukan hanya intervensi jangka pendek, tetapi juga mekanisme kontrol harga.
“Ini menjadi sebuah keprihatinan juga bagi kita, oleh itu dengan ada pasar murah, ini sekaligus berfungsi untuk mengontrol harga pasar,” tegasnya.
Statistisi BPS Kota Padang, Riska Febrina, melaporkan bahwa inflasi Agustus 2025 mencapai 0,35 persen. “Kalau inflasi year to date, inflasi bulan Agustus dibandingkan dengan harga di Desember 2024 itu 2,32 persen kenaikannya,” ungkap Riska.
Selain beras, komoditas penyumbang inflasi bulanan adalah bawang merah, cabai merah, ayam ras, dan emas perhiasan. Deputi BI Sumbar, Andi, menambahkan peran BI dalam menekan inflasi. “Dari Bank BI, yang kami bisa lakukan, kami bisa membantu, ongkos tanggung Bulog pada kegiatan angkut barang tersebut,” katanya.
Baca Juga: Pemprov Sumbar Dorong Ketahanan Pangan Lewat Sistem Sawah Pokok Murah
Maigus juga menyoroti strategi jangka panjang, yaitu pemanfaatan pekarangan rumah melalui kelompok tani agar masyarakat bisa mandiri memenuhi kebutuhan pangan tanpa sepenuhnya bergantung pada pasar. (*)