
Dharmasraya, Scientia.id – Isu dugaan praktik percaloan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Dharmasraya menuai bantahan keras dari pihak penyelenggara. Tudingan tersebut menyebar di media daring yang membentuk opini yang keliru di tengah masyarakat serta mencemari nama baik daerah.
“Kami menyatakan dengan tegas tudingan tersebut tidak benar,” ungkap ungkap Penanggung Jawab Yayasan Pelaksana Pegram MBG, Poniman didampingi Kordinator Lapangan, Riza Suryadi dalam Konferensi Pers Kamis (11/9/2025) malam.
Menurutnya, Program MBG sejak awal dirancang dengan prinsip keterbukaan, keadilan, dan integritas. Semua tahapan, mulai dari sosialisasi, pendaftaran, seleksi, hingga penetapan peserta dilakukan secara transparan dan terdokumentasi. Setiap peserta memiliki kesempatan yang sama.
“Proses pendaftaran dan seleksi menggunakan indikator yang objektif,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan publik agar tidak mudah terprovokasi oleh narasi tanpa bukti. Menuduh tanpa dasar bukan hanya merugikan institusi, tapi juga mencederai kepercayaan peserta yang telah mengikuti proses dengan jujur dan sungguh-sungguh.
“Kami terbuka untuk diawasi. Tapi pengawasan harus dilakukan dengan data, bukan prasangka,” katanya lagi.
Menurutnya, menyebarkan informasi yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya dapat menciptakan keresahan dan mencoreng integritas program yang digagas Presiden Prabowo Subianto dan nama baik Kabupaten Dharmasraya yang selama ini dijaga bersama.
“Program MBG diselenggarakan secara terbuka, transparan, dan berintegritas, dengan proses seleksi yang adil. Semua peserta mengikuti tahapan seleksi berdasarkan kriteria yang jelas,” tegasnya.
Riza Suryadi menambahkan, yayasan dibawah kepengurusan pihaknya ada empat yayasan yakni, Yayasan Abyakta Sejahtera Mandiri, Yayasan Karawang Angkasa Bagja, Yayasan Tarbiyatul Athfal Dharmasraya dan Yayasan Pembangunan. Dari empat yayasan tersebut pihaknya juga mengajak anak nagari atau penduduk setempat sebagai mitra guna suksesnya program MBG di Dharmasraya.
“Kami dipercaya membangun 19 titik dapur umum MBG yakni, di Kecamatan Pulau Punjung 4 titik, Kecamatan Sitiung 3 titik, Kecamatan Koto Salak 2 titik, Kecamatan IX Koto Silago 1 titik, Kecamatan Koto Ranah 3 titik, Kecamatan Asam Jujuhan 1 titik, Kecamatan Koto Baru 4 titik dan Kecamatan Padang Laweh 1 titik,” terangnya.
Ia menambahkan, untuk tahap awal pada bulan ini pihaknya bakal usahakan 6 titik dapur umum MBG rampung.
“Kami bersama tim sudah merintis pelaksanaan program MBG ini sejak bulan puasa. Banyak suka duka yang kami alami dalam proses. Kini tiba- tiba tim kami dituduh sebagai calo dan minta uang kepada mitra Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi MBG,” pungkasnya.
Mitra Yayasan MBG warga Pulau Punjung, Nel (41), Numinawati (60), Anas (60) warga Asam Jujuhan mengaku biaya yang diberikan kepada pelaksana MBG, Poniman adalah biaya operasional yang dikeluarkan atas kesepakatan bersama, bukan paksaan.
“Kami juga terkejut atas tudingan tersebut atau dirugikan sebagai mitra yayasan,” katanya singkat.
Baca Juga: Toko di Dharmasraya Dibobol Maling, Stok Rokok Senilai Puluhan Juta Raib
Mereka menambahkan, setiap pekerjaan tentu membutuhkan biaya operasional dan biaya lainnya. Kalau ada yang menuding biaya itu perbuatan calo tentunya sangat merugikan yang bersangkutan.
“Kami hanya ingin program MBG di Kabupaten Dharmasraya sukses terlaksana,” pungkasnya. ( * )




![Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, saat meninjau lokasi pembangunan fly over.[foto : ist]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/10/IMG-20251027-WA0033-1-350x250.jpg)



