
Bukittinggi, Scientia.id – Ratusan perantau Minang asal Nagari Kurai Limo Jorong yang berdomisili di Riau disambut hangat Pemerintah Kota Bukittinggi dalam kegiatan Wisata Adat Manyilau Kampuang. Acara yang digagas Ikatan Keluarga Kurai Limo Jorong (IKKLJ) Riau ini berlangsung di Balairung Rumah Dinas Wali Kota Bukittinggi, Sabtu (6/9/2025).
Rombongan sesepuh dan pembina IKKLJ, H. Zulhaq Kari Mangkudun, serta Ketua IKKLJ Riau beserta anggota, hadir dan diterima langsung oleh Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias, Sekda, Niniak Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, serta Bundo Kanduang.
Ketua Pelaksana, Feri Harmen, ST., MBA. Dt. Rajo Alam, menjelaskan kegiatan ini bertujuan mempererat silaturahmi sekaligus mengenalkan kembali adat Kurai kepada generasi muda di rantau.
“Lebih dari 30 tahun orang Kurai merantau ke Riau, bahkan ada yang lahir di sana. Dengan wisata adat ini, kita bisa kembali berkumpul dan memperkenalkan adat Kurai kepada generasi penerus,” ujarnya.
Ketua Karapatan Adat Kurai Limo Jorong, Inyiak Dt. Sati, menilai kegiatan ini memberi banyak manfaat, termasuk mendata kembali sebagian Niniak Mamak yang belum tercatat karena berada di perantauan.
“Masih banyak Niniak Mamak antar suku yang belum terdaftar. Harapan kami, semua yang hadir dapat mengunjungi balai adat dan bersama-sama mempelajari adat-istiadat Kurai,” katanya.
Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, menekankan kegiatan ini bukan hanya ajang silaturahmi, tetapi juga bentuk kontribusi perantau bagi kemajuan daerah.
“Tugas Niniak Mamak dan Datuak sangat berat, terutama di tengah maraknya kasus yang bertentangan dengan adat, seperti narkoba. Mari kita ajarkan kemanakan memperdalam adat Minangkabau,” ucapnya.
Ramlan juga mengingatkan bahwa Bukittinggi memiliki peran penting dalam sejarah bangsa.
Baca Juga: DPRD dan Pemko Bukittinggi Sepakati Perda SPBE dan RPPLH 2025–2055
“Bukittinggi pernah menjadi ibukota sementara Indonesia dan juga ibukota Sumatra Barat. Hubungan Bukittinggi dengan Jakarta dan Yogyakarta tak bisa dipisahkan. Kami memohon doa dan dukungan agar status Bukittinggi sebagai Kota Perjuangan dapat diakui secara tertulis,” tambahnya. (*)








