
Padang, Scientia.id – Dari dapur sederhana di Pasie Nan Tigo, Koto Tangah, Padang, lahir inovasi unik: kulit hiu disulap menjadi kerupuk gurih nan renyah. Produk ini digagas Sri Zikra Fadillah yang bertekad bangkit pasca pandemi dengan kreativitas.
“Ide ini muncul ketika kondisi melemah setelah pandemi. Kerupuk kulit hiu Zikra memanfaatkan ikan hiu sirip hitam yang memang biasa dikonsumsi masyarakat,” tutur Zikra, Kamis (4/9/2025).
Proses produksinya cukup panjang. Kulit hiu yang dipisahkan dari daging dicuci, direbus, lalu dipotong menyerupai kerupuk. Potongan itu kemudian dijemur hingga seminggu, tergantung cuaca, sebelum akhirnya digoreng seperti kerupuk pada umumnya.
Dibantu lima tenaga kerja, ia mampu menghasilkan 3–5 kilogram kerupuk per minggu.
“Kalau ada orderan banyak, biasanya kami lembur. Rasanya makin semangat kalau melihat orang suka dengan produk ini,” ujarnya.
Usaha ini tidak berjalan sendiri. Zikra mendapat pendampingan UMKM dari Dinas Koperasi dan UMKM, termasuk pengurusan NIB, legalitas, sertifikasi halal, hingga PIRT.
Kini, produk kerupuk kulit hiu buatannya dipasarkan Rp25 ribu per 100 gram. Melalui promosi media sosial, camilan khas ini mulai dikenal luas. Bagi Zikra, usahanya bukan sekadar penghasilan, melainkan juga wadah berbagi manfaat.
Baca Juga: Padang Siapkan Strategi Kuat Hadapi Ancaman Bencana
“Saya ingin produk ini dikenal lebih luas, sekaligus memberi manfaat bagi orang-orang yang ikut bekerja bersama saya,” tutupnya. (*)







![Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Setdaprov Sumbar menyerahkan 55 box arsip inaktif tahun 2023 kepada Biro Umum.[foto : ist]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/09/IMG-20250905-WA0022-75x75.jpg)
