
Jakarta, Scientia.id – Apa yang berada tepat di 0° lintang dan 0° bujur? Jawabannya bukan daratan megah, melainkan lautan di Teluk Guinea, lepas pantai Afrika barat. Di sanalah titik temu garis khatulistiwa dan Meridian Utama berada, yang dikenal dengan sebutan Pulau Null, pulau fiktif yang tercipta karena kesalahan sistem pemetaan digital.
Sebelum kesepakatan global, penentuan Meridian Utama (0° bujur) sempat menjadi perdebatan. Prancis pernah memetakannya melewati Paris, sementara Tiongkok memilih Beijing. Baru pada Konferensi Meridian Internasional 1884 di Washington, diputuskan Greenwich di London sebagai patokan garis bujur nol derajat.
Sementara itu, garis lintang nol derajat ditetapkan di sekitar khatulistiwa berdasarkan perhitungan astronomi. Kedua garis ini bertemu di tengah lautan, yang kini dikenal publik sebagai lokasi Pulau Null.
Fenomena “pulau” ini sebenarnya lahir dari kesalahan geocoding dalam sistem informasi geografis (SIG). “Sayangnya, karena kesalahan ketik manusia, data yang berantakan, atau bahkan gangguan pada geocoder itu sendiri, proses geocoding tidak selalu berjalan mulus,” jelas Tim St. Onge dalam blog Library of Congress, dikutip dari IFL Science.
Meski fiktif, Pulau Null kemudian ditandai di peta publik oleh relawan Natural Earth. “(Pulau Null) adalah pulau fiktif seluas 1 meter persegi yang terletak di lepas pantai Afrika tempat garis khatulistiwa dan meridian utama bersilangan,” tulis Natural Earth.
Baca Juga: Dosen Muda ITB Asal NTT Masuk Daftar Ilmuwan Top 2 Persen Dunia
Kini, titik koordinat 0,0 menjadi lokasi pelampung Stasiun 13010 – Soul yang tergabung dalam jaringan PIRATA untuk memantau suhu, kelembapan, dan angin di Samudra Atlantik tropis. (*)









