Pariaman, Scientia.id – Wali Kota Pariaman, Yota Balad, baru-baru ini menyerahkan miniatur Tabuik dan mengundang Ketua Komisi IV DPRD RI, Titiek Soeharto, serta Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni untuk menghadiri puncak Pesona Budaya Hoyak Tabuik Piaman 2025 yang akan digelar (6/7) mendatang.
Menanggapi hal tersebut, Firdaus Ketua DPW PKB Sumbar memberikan apresiasi yang tulus terhadap strategi promosi yang mengusung keterlibatan tokoh nasional dalam mendorong daya tarik pariwisata. Menurutnya, langkah ini menunjukkan sinergi positif antar pemerintah daerah dan pusat.
“Mengundang tokoh seperti Ibu Titiek Soeharto adalah langkah strategis dan inspiratif. Ini bukan hanya soal kehadiran figure publik, tapi juga soal sinyal kuat bahwa budaya dan wisata kita mendapat perhatian nasional,” ujar Firdaus pada Scientia.id, Minggu (22/6).
Firdaus menambahkan bahwa dukungan dari figur tingkat pusat bukan sekedar simbolis, tetapi dapat membuka akses anggaran serta memperluas jaringan promosi untuk budaya lokal seperti Tabuik.
“Kehadiran mereka bisa membuka peluang bagi alokasi anggaran pusat melalui kementerian pariwisata maupun lembaga lain. Itu akan sangat bermanfaat bagi pengembangan event ini dan desa-desa di sekitarnya,” kata Firdaus.
Lebih lanjut, Firdaus menyarankan agar pemerintah kota dan provinsi tidak hanya fokus pada acara utama, tapi juga memaksimalkan efektivitas kehadiran tokoh nasional melalui penguatan program pendukung.
“Perlu adanya program sinergis seperti pelatihan UMKM, pameran kuliner dan semi lokal. Semua ini bisa diintegrasikan dalam kerangka pariwisata budaya,” katanya.
Menurut Firdaus, Tabuik Piaman memiliki potensi ekonomi besar jika digalang dengan baik, apalagi bila didukung oleh nama-nama beken, fasilitas lengkap dan jaringan promosi pusat.
Firdaus berharap momentum kehadiran Titiek Soeharto Menteri Kehutanan dapat dilanjutkan dengan langkah-langkah nyata, seperti penganggaran pusat untuk revitalisasi kawasan budaya dan pelestarian Tabuik.
“Semoga event kali ini menjadi trigger bagi pendanaan dan perhatian luar. Perbaikan infrastruktur, pengembangan SDM pariwisata, bahkan riset warisan budaya. Tabuik tidak sekadar festival, ini identitas Piaman,” pungkas Firdaus. (Tmi)