Dharmasraya, Scientia.id – Ambruknya jembatan gantung di Muaro Sungai Utan Koto Balai PT DL Jorong Koto Lintas Nagari Koto Padang, Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya, enam bulan lalu telah melumpuhkan aktivitas perekonomian warga setempat. Ratusan hektar perkebunan sawit dan karet milik petani kini kesulitan mengangkut hasil panen akibat infrastruktur vital tersebut putus.
Menurut penuturan salah seorang warga, Hengki, jembatan gantung ini merupakan urat nadi perekonomian masyarakat, terutama bagi para petani.
“Perkebunan sawit dan karet masyarakat yang menggunakan jembatan gantung ini sekitar ratusan ha,” ungkapnya pada Minggu (11/5/2025).
Sebelumnya, jembatan ini dibangun secara swadaya oleh masyarakat dengan material bambu. Namun, kondisi tersebut tidak bertahan lama karena jembatan rentan rusak diterjang air pasang.
“Setiap air naik pasang Jembatan ini menggalami kerusakan sehingga masyarakat bergotong royong untuk memperbaikinya sampai 3 kali dalam setahun,” jelasnya.
Upaya perbaikan jembatan secara tradisional ini, lanjut Hengki, memerlukan biaya yang tidak sedikit, memakan waktu yang lama, serta kurang memiliki daya tahan yang baik.
“Jembatan ini sudah berkali – kali kita perbaiki mulai dari bambu berganti ke kayu,” katanya.
Sayangnya, jembatan tersebut ambruk enam bulan lalu, dan keterbatasan biaya menjadi penghalang bagi masyarakat untuk membangunnya kembali.
“Semenjak jembatan ini ambruk masyarakat belum bisa membangunnya karena keterbatasan biaya,” tuturnya.
Ketiadaan jembatan ini memaksa para petani mencari jalur alternatif yang memiliki jarak tempuh yang jauh dan biaya transportasi yang lebih tinggi.
“Untuk jalan alternatif pengangkut hasil panen petani melewati jalan Nagari Ampang Kuranji dan Aur Jaya Sitiung V dan itu pun menghabiskan biaya 3 kali lipat agar hasil pertanian bisa dijual keluar,” terangnya.
Saat ini, dalam kondisi yang memprihatinkan, beberapa petani terpaksa memanfaatkan rakit sederhana yang terbuat dari kayu dan menggunakan tali sebagai alat penyeberangan Sungai Utan Koto Balai untuk mengangkut hasil panen mereka.
Melihat kondisi sulit yang dialami masyarakat, harapan besar kini tertumpu pada pemerintah daerah untuk segera bertindak dan membangun jembatan permanen di lokasi tersebut.
Baca Juga: Jembatan Gantung Nagari Siguntur Senilai Rp21,7 Miliar Diresmikan
“Dengan adanya jembatan permanen tentu memudahkan akses petani dalam mengangkut hasil panen,” pungkas Hengki penuh harap. (tnl)