Kamis, 28/8/25 | 20:50 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KLINIK BAHASA

Fungsi Kata Saja dalam Tuturan Bahasa Indonesia

Minggu, 05/1/25 | 06:32 WIB
Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Program Studi Sastra Indonesia dan Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies)

Ternyata, kata saja tidak hanya bermakna “cuma” atau “hanya” seperti yang umumnya kita gunakan, seperti dalam contoh-contoh berikut:

  1. Selama akhir pekan, saya hanya menonton film saja.
  2. Aku ingin tahu kabarmu saja. Karena itu, aku meneleponmu sekarang.
  3. Beli buah saja ya! Jangan beli kue!

Kata saja dari tiga kalimat tersebut bermakna “cuma” atau “hanya” yang artinya tidak ada yang lainnya. Kata saja memang sangat umum dan sering digunakan oleh pengguna bahasa Indonesia. Akan tetapi, kata ini memiliki makna yang lain, bahkan bertolak belakang dengan makna yang pada umumnya kita ketahui. Terlebih lagi, ketika kata saja digabungkan dengan kata lainnya. Mari kita pahami bersama, apa fungsi kata saja di dalam tuturan bahasa Indonesia.

Pertama, makna kata saja pada umumnya seperti yang telah diungkapkan di awal artikel, yaitu “cuma” atau “hanya”. Kedua, kata saja memiliki makna yang bertolak belakang dengan makna pertamanya. Jika makna pertama membatasi suatu hal (tidak ada yang lain), makna lainnya adalah “menambahkan hal lain” atau “mengharapkan informasi yang lebih detail”. Kata saja yang bermakna seperti ini bisa ditemukan di dalam kalimat tanya. Kita bisa melihat contoh kalimat tanya tanpa kata saja:

  1. Siapa mahasiswa yang mendapatkan beasiswa pada tahun ini?
  2. Di mana kafe di kampus ini?
  3. Apa yang Anda lakukan kemarin?
  4. Ke mana Anda pergi ketika berlibur di Korea?

Empat kalimat tanya ini tidak mengharapkan jawaban yang sangat detail, spesifik, atau terperinci. Konteks empat kalimat tanya ini bisa berbeda ketika ditambahkan dengan kata saja setelah kata tanya. Berikut ini adalah contoh-contohnya:

BACAJUGA

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Berbagai Macam Jenis Tempat Makan dan Minum

Minggu, 10/8/25 | 12:42 WIB
Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Berbagai Bentuk dan Makna Kata Ulang

Minggu, 20/7/25 | 11:05 WIB
  1. Siapa saja mahasiswa yang mendapatkan beasiswa pada tahun ini?
  2. Di mana saja kafe di kampus ini?
  3. Apa saja yang Anda lakukan kemarin?
  4. Ke mana saja Anda pergi ketika berlibur di Korea?

Kata saja yang ditambahkan setelah kata tanya di dalam empat pertanyaan tersebut memberi kesan bahwa si penanya mengharapkan jawaban yang spesifik, detail (lebih dari satu informasi), atau terperinci. Ini sangat berbeda dengan makna kata saja pertama yang justru membatasi suatu hal.

Ketiga, makna kata saja mirip dengan partikel pun. Dalam hal ini kata saja kembali ditambahkan setelah kata tanya, tetapi maknanya bukan pertanyaan. Makna kata saja dalam konteks ini bisa digunakan sebagai pengganti partikel pun dengan konteks yang sama. Berikut ini adalah contoh-contoh penggunaannya:

  1. apa saja (apa pun)
  • Kamu boleh membeli apa saja karena hari ini adalah hari ulang tahunmu (Kamu boleh membeli apa pun karena hari ini adalah hari ulang tahunmu).
  • Saya tidak tahu apa saja yang dilakukannya di sana (Saya tidak tahu apa apa pun yang dilakukannya di sana).
  1. siapa saja (siapa pun)
  • Ini adalah film tentang pendidikan. Oleh karena itu, siapa saja bisa menontonnya (Ini adalah film tentang pendidikan. Oleh karena itu, siapa pun bisa menontonnya).
  • Saya pikir, siapa saja bisa melakukan itu (Saya pikir, siapa pun bisa melakukan itu).
  1. di mana saja (di mana pun)
  • Dia selalu melakukan yang terbaik di mana saja dia berada (Dia selalu melakukan yang terbaik di mana pun dia berada).
  • Adik saya selalu membaca buku di mana saja dia suka (Adik saya selalu membaca buku di mana pun dia suka).
  1. ke mana saja (ke mana pun)
  • Saya akan terus mengikutinya ke mana saja dia pergi (Saya akan terus mengikutinya ke mana pun dia pergi).
  • Jika memiliki banyak uang, kita bisa berwisata ke mana saja (Jika memiliki banyak uang, kita bisa berwisata ke mana pun).
  1. dari mana saja (dari mana pun)
  • Jangan khawatir. Kami bisa menerima peserta dari mana saja (Jangan khawatir. Kami bisa menerima peserta dari mana pun).
  1. kapan saja (kapan pun)
  • Saya pikir, kita bisa bertemu kapan saja (Saya pikir, kita bisa bertemu kapan pun).
  • Jika ada pertanyaan, silakan hubungi saya kapan saja (Jika ada pertanyaan, silakan hubungi saya kapan pun).
  1. berapa saja (berapa pun)
  • Kami akan menerima pegawai baru. Berapa saja umurnya, itu tidak menjadi masalah (Kami akan menerima pegawai baru. Berapa pun umurnya, itu tidak menjadi masalah).

Makna kata saja yang ketiga, secara konteks penggunaannya hampir sama dengan makna kedua atau kalimat tanya, yaitu tidak membatasi pada satu hal tertentu. Hal-hal yang tidak dibatasi disesuaikan dengan kata tanya yang ada di depannya. Sebagai contoh frasa siapa saja yang memiliki makna tiada batas untuk sosok tertentu, frasa di mana saja yang memiliki makna tiada batas untuk lokasi tertentu dan sebagainya.

Keempat, kata saja bisa digunakan dalam konteks kalimat perintah atau memberi saran. Sejauh ini, sebagian besar pengguna bahasa Indonesia menyadari adanya kalimat perintah ketika menggunakan partikel -lah, kata silakan dan tolong, atau kalimat yang dimulai dengan verba (kata kerja). Berikut ini adalah contoh-contoh kalimat perintah:

  1. Mandilah sekarang!
  2. Baca buku itu!
  3. Silakan tunggu di sini!
  4. Tolong matikan komputer itu!

Empat contoh kalimat perintah tersebut adalah kalimat perintah yang lazim digunakan, baik secara formal, maupun secara informal, tetapi di dalam tuturan sehari-hari, kata saja juga berfungsi sebagai kalimat perintah. Berikut ini adalah contoh-contoh penggunaannya:

  1. Pergi saja! Jangan pedulikan aku lagi!
  2. Biarkan saja!
  3. Kalau begitu, sebaiknya kamu pulang saja sekarang!
  4. Matikan saja komputer itu jika tidak ada yang menggunakannya lagi!

Kelima, kata saja yang ditambahkan di setelah kata baru memiliki makna suatu aktivitas yang belum lama terjadi. Penambahan kata saja memberi makna lain dari kata baru. Biasanya, makna kata baru yang kita ketahui adalah sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan menjadi ada atau berganti. Berikut ini adalah contoh-contoh penggunaan kata baru:

  1. Dia memakai baju baru saat lebaran.
  2. Mereka adalah mahasiswa baru.
  3. Selamat tahun baru.

Jika kata saja ditambahkan di setelah kata baru, maknanya menjadi “belum lama terjadi”, sebagai contoh:

  1. Wah, ayah baru saja Mungkin masih di gang depan.
  2. Saya baru saja ingin menelepon dia, eh dia sudah datang!
  3. Kami baru saja datang dari kampung halaman. Oleh karena itu, kami merasa senang bisa mengenal saudara-saudara semua.
  4. Aduh, saya baru saja mematikan komputer. Mengapa Anda terlambat mengirim file itu?

Selain lima makna kata saja ini, pengguna bahasa Indonesia juga mengenal ekspresi ada-ada saja. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), frasa ada-ada saja dilabeli dengan tanda cak (percakapan) yang bermakna “selalu mempunyai sesuatu untuk dikatakan (diminta dan sebagainya)”. Berikut ini adalah contoh penggunaannya:

  1. Ah, anak itu… ada-ada saja
  2. Atasan saya selalu membuat saya kesal. Ada-ada saja tugas yang diberikannya.
  3. Kalau anakku sudah menelepon, pasti ada-ada saja

Demikianlah makna kata saja yang ternyata tidak hanya satu. Semoga artikel ini bisa membantu pembaca semua untuk semakin memahami makna kata dalam bahasa Indonesia agar bisa memilih kata terbaik untuk kalimat yang lebih efektif.

Tags: #Reno Wulan Sari
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Mengadvokasi Lingkungan melalui Bahasa

Berita Sesudah

Jumlah Kosakata sebagai Bentuk Relativitas Bahasa

Berita Terkait

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Praktik Menyunting

Minggu, 17/8/25 | 14:06 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Linguistik FIB Universitas Andalas) Menyunting naskah kadang tampak sederhana. Tinggal memperhatikan tanda baca,...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Berbagai Macam Jenis Tempat Makan dan Minum

Minggu, 10/8/25 | 12:42 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan) Akhir-akhir ini, kehadiran kafe menjamur di...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Tradisi Menyalin dan Menulis dari “Naskah” atau “Manuskrip”

Minggu, 03/8/25 | 15:42 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Doktor Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas) Ada kalanya disebut naskah, ada kalanya disebut...

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Transitivitas dalam Perspektif Sintaksis Dixon

Minggu, 27/7/25 | 13:04 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik FIB Universitas Andalas) Klinik Bahasa edisi ini akan membahas konsep...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Berbagai Bentuk dan Makna Kata Ulang

Minggu, 20/7/25 | 11:05 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan) Kata ulang sangat sering digunakan di...

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Hegemoni Deiksis “We” dalam Perspektif Analisis Wacana Kritis

Minggu, 13/7/25 | 22:55 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik FIB Universitas Andalas) Kali ini, mari kita membaca ulasan yang...

Berita Sesudah
Aia Bangih Bukan Air Bangis

Jumlah Kosakata sebagai Bentuk Relativitas Bahasa

POPULER

  • Bukittinggi Didorong Jadi Kota Beradat, Berbudaya, dan Ramah Pejalan Kaki

    Bukittinggi Didorong Jadi Kota Beradat, Berbudaya, dan Ramah Pejalan Kaki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Solok Tutup Safari Berburu Hama, Dorong Perlindungan Pertanian dan Silaturahmi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 401 PPPK di Pesisir Selatan Resmi Dilantik, Bupati Ingatkan Jangan Gadaikan SK ke Bank

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tiga Pelaku Narkoba Ditangkap, Rekonstruksi Peredaran Sabu di Bukittinggi Terungkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Di Bawah Kepemimpinan Asnur, DLH Solok Hadirkan Bank Sampah Induk Limo Danau sebagai Terobosan Besar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024