Palembang, Scientia – Kericuhan prosesi Kongres ke-XXI Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Jakabaring Sport Center, Palembang kian memuncak. Hal itu dikarenakan tidak terjalankannya mekanisme persidangan sesuai ketentuan peraturan organisasi (PO) PMII dan adanya indikasi penahanan SK Cabang sebagai syarat utama registrasi peserta Kongres hingga penahanan id card peserta. Kamis, (15/08/2024)
Para kandidat calon ketua umum dan ketua Kopri menilai, pelaksanaan Kongres yang seharusnya terselenggara sesuai dengan mekasnisme organisasi, kini telah cacat dan menciderai marwah organisasi. Mereka mendesak BPH dan pengurus PB PMII, BPK, SC dan OC kongres serta ketua umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri untuk betanggungjawab dan tidak memihak.
Sebagai bentuk keresahan atas ketidakprofesionalan panitia dalam melaksanakan Kongres, para kandidat ketua umum dan ketua Kopri menyampaikan pernyataan sikap berupa konsesus dan kesepakatan. Kesepakatan dibacakan oleh salah satu kandidat ketua Umum, Muhammad Rohim Hidayatullah yang tersebut berisi :
1. Mendesak PB PMII untuk menyelesaikan SK yang masih menjadi masalah dan berlarut-larut, serta memberikan SK kepada seluruh cabang PMII seluruh indonesia.
2. Mendesak OC untuk melakukan registrasi ulang, karena masih terdapat banyak cabang yang belum ter registrasi secara sah dengan s belum diterima nya id card oleh peserta.
3. Menolak dan menyatakan tidak sah forum pleno 1 dan 2 yang dijalankan dengan semena-mena oleh Ketua Umum PB PMII M. Abdullah Syukri.
4. Melarang Ketua Umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri untuk keluar dari wilayah Palembang dan harus bertanggungjawab penuh pelaksanaan kongres dan atas kekisruhan yang telah terjadi di dalam tubuh PMII. Serta mengungkap transparansi anggaran secara terang benderang.
5. Mendesak SC untuk melakukan konsolidasi organisasi bersama OC-Para Kandidat-Ketua Umum PB PMII serta ketua PKC dan PC PMII se-indonesia dengan berjalannya kongres yang sehat.
“Pernyataan sikap ini bentuk kepedulian kami sebagai kandidat ketua umum PB PMII dan ketua umum PB KOPRI terhadap organisasi. PMII adalah organisasi besar dan milik seluruh kader. Sudah sepantasnya organisasi dijalankan berdasarkan representasi kader bukan kpentingan individu atau sekelompok orang,” ujar Rohim.
Pernyataan sikap tersebut juga dihadiri M. Shofiyulloh Cokro, M. Syaroful Umam, M Irkham, Abdurrahman Hamas Nahdly, Ahmad Sirajul Munir, dan Moh Faqih Al Haramain. Juga ada Abraham, Adlin Panjaitan, Mahbud Ubaedi Alwi, Amri Taufiq Hasibuan, H Tarmidzi, Abdul Rohman Wahid, M. Muhamthasir, Arsyad, dan Khairil Rahman. Sedangkan kandidat Kopri PMII dihadiri oleh Romalia, Mamay Muthamainnah, Fatirahma Hanipa, Robiatul Adawiyah, dan Fitra Juniarti. (*)
Discussion about this post