Kamis, 16/10/25 | 16:08 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home Unes

Ketika Paket Data Lebih Mengenyangkan: Sebuah Renungan

Minggu, 14/7/24 | 16:15 WIB

Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah)

 

Saya pernah melamun memikirkan dunia tanpa internet. Mungkin seperti sedang terombang-ambing di lautan tanpa kompas. Tak ada peta digital dan koneksi instan yang memudahkan. Atau bisa juga saat jaringan internet terputus sejenak, bisa berakibat status daring terhenti, pekerjaan terbengkalai, dan hiburan menguap seketika. Seperti kisah horor, kita berada di masa lalu gelap dan lambat.

Keadaan tanpa adanya akses internet bisa saja menjadi hal yang “menakutkan”. Tanpa disadari akses internet sudah menjadi kebutuhan primer. Buktinya, saat ada kendala jaringan internet, tak sedikit yang menggerutu, mengumpat, atau panik (stres). Ini tidak mengada-ada, lihat saja status, komen, atau untaian di media sosial saat terjadinya perbaikan kabel dan tiang pemancar jaringan yang mengakibatkan terputusnya akses internet, atau mungkin juga kendala lainnya.

Bisa saja keadaan itu terjadi hanya sebentar, tidak lebih dari tiga puluh menit. Bisa juga terjadi lebih dari sejam, atau bahkan berjam-jam. Tak terbayangkan betapa “menakutkannya” itu. Dampaknya mungkin saja merembas ke berbagai hal, seperti pekerjaan misalnya. Namun begitu, kita tetap harus bersabar menantinya. Satu hal yang pasti, pihak yang berwenang dalam perbaikan selalu memberikan yang terbaik bagi penggunana layanan internetnya.

BACAJUGA

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Minggu, 12/10/25 | 19:23 WIB
Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Pilihan dan Segala yang Beda-Beda Tipis

Minggu, 28/9/25 | 21:25 WIB

Bukan persoalan kendala terputusnya akses internet, atau hal-hal yang mengakibatkannya menjadi pokok pembicaraan. Hal itu menjadi pengantar sekaligus pengingat, bahwa begitu primernya kebutuhan kita terhadap akses internet saat ini. Saya jadi ingat guyon seorang teman, ia menyandingkan paket data internet dengan makanan pokok sama pentingnya. “Paket data itu sebelas dua belas dengan nasi, tanpa paket data kepala pusing, tanpa nasi perut keroncongan” begitu kelakarnya.

Banyak hal dalam aktivitas keseharian bergantung terhadap layanan akses internet. Dalam lingkup pekerjaan, banyak hal yang harus dikerjakan bergantung  terhadap layanan internet. Bahkan, kebutuhan dunia kerja terhadap layanan internet begitu sangat tinggi. Selain itu, gaya hidup saat ini banyak melibatkan akses terhadap internet.

Pada suatu ketika saya pernah memberikan prioritas lebih terhadap ketersediaan layanan internet dibandingkan makanan. Dengan uang yang cukup untuk membeli paket data pemakaian bulanan padahal perut juga lapar, tanpa pikir panjang saya lebih mengisi pulsa untuk membeli paket data. Waktu itu yang ada dalam pikiran saya bagaimanapun saya harus terkoneksi dengan internet, urusan makanan bisa ditoleransi.

Kejadian serupa itu sering saya alami saat masih kuliah. Jika mengharapkan wifi, maka sulit untuk mendapat internet yang berkualitas. Padahal, paket data yang saya beli sering dihabiskan akses terhadap layanan game online. Saya kira mungkin ini menjadi awal-mula mulai merasakan gejala asam lambung yang belum kunjung sembuh hingga kini.

Begitulah pergulatan hidup di era digital, terkadang lebih memilih mengisi kuota daripada perut. Jangan-jangan begitu dilema hidup zaman modern, biarlah perut keroncongan dari pada tidak bisa streaming nonton drakor. Pada akhirnya, koneksi terbaik tetaplah lauk dan nasi. Jadi, saat akses internet terputus, jangan lupa makan, karena internet bisa menunggu, tetapi lambung yang kosong tak kenal kata sabar.

Tags: #Salman Herbowo
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Cerpen “Antaro Amak jo Pitih” Karya Dilha Rahmanadia Putri dan Ulasannya oleh Azwar

Berita Sesudah

Sebuah Filosofi Dibalik Pendirian Museum Memorial Jenderal Besar H. M. Soeharto

Berita Terkait

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Minggu, 12/10/25 | 19:23 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Entah mengapa, hari itu saya hanya ingin mendengarkan satu lagu. Satu lagu saja! Padahal...

Suatu Hari di Sekolah

Saat Ide Mengalir di Detik Terakhir

Minggu, 05/10/25 | 20:02 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand)   Ada satu fenomena unik yang saya kira hampir semua kita pernah...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Pilihan dan Segala yang Beda-Beda Tipis

Minggu, 28/9/25 | 21:25 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Minggu lalu, saya menulis tentang ungkapan “beda-beda tipis” atau “sebelas dua belas”. Ternyata, maknanya...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Beda-Beda Tipis, Hidup Tetap Manis

Minggu, 21/9/25 | 19:27 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Pernahkah mengalami kebingungan saat membeli pakaian? Misalnya, dihadapankan pada dua kemeja berwarna biru tua...

Suatu Hari di Sekolah

Antara Deadline dan Bedcover

Minggu, 14/9/25 | 18:56 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand)   Seorang bos Yakuza pensiun, lalu ia memutuskan untuk menjadi bapak rumah...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Harmoni dalam Kata: Mantra sebagai Representasi Kearifan Lokal

Minggu, 07/9/25 | 15:34 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand)   Mantra merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun...

Berita Sesudah
Kata “dalem“ dan Pronomina Serapan dalam Bahasa Indonesia

Sebuah Filosofi Dibalik Pendirian Museum Memorial Jenderal Besar H. M. Soeharto

Discussion about this post

POPULER

  • Walikota Padang Fadly Amran bersama Anggota DPRD Kota Padang Iswanto Kwara saat meninjau rehabilitasi saluran drainase dipadang pasir, Rabu (8/10). (Foto: Ist)

    Walikota Apresiasi Anggota DPRD Kota Padang Iswanto Kwara Dalam Rehabilitasi Saluran Drainase di Padang Pasir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Walikota Padang Persiapkan Tenaga Kesehatan Untuk Ke Jerman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemenlu RI Dukung Kota Padang Kerjasama Dengan Hildesheim Jerman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyicil dari Hasil Arisan, Ketuk Pintu Baitullah hingga Lahirkan Warisan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbar Tawarkan Potensi Investasi kepada Delegasi Bisnis India di Medan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Se Indonesia, seIndonesia, atau se-Indonesia?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024