Bukittinggi, Scientia.id – Stasiun Lambuang yang berada tak jauh dari Jam Gadang di Bukittinggi, berhasil menjadi destinasi utama para wisatawan untuk bersantap setelah puas menjelajah kota.
“Alhamdulillah, Stasiun Lambuang menjadi lokasi yang tak pernah sepi dikunjungi wisatawan yang berkunjung ke Bukitinggi,” kata Walikota Bukittinggi Erman Safar di Bukittinggi, Kemarin.
Meskipun di Bukittinggi sangat banyak los lambuang atau pusat kuliner, namun kehadiran tempat ini berhasil menggiring publik untuk mendatanginya.
Wali Kota juga menyebutkan, Stasiun Lambuang yang diresmikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir beberapa waktu lalu sejauh ini mampu melambungkan nama Bukittinggi dengan kelengkapan sarana pendukung pariwisata yang telah ada.
“Bukittinggi punya banyak objek wisata, sebutlah Jam Gadang, Ngarai Sianok. Benteng Fort dek Kock, Lubang Japang, Taman Wisata dan Budaya Kinantan dan Pasar yang telah melegenda. Hotel pun banyak pilihan, nah Stasiun Lambuang adalah pelengkapnya,” imbuhnya.
Pusat kuliner modern Stasiun Lambuang Bukittinggi, belakangan menjadi lokasi bersantai favorit pemudik dan warga khususnya di malam hari libur Lebaran 2024.
“Pantas menjadi pusat kuliner modern Sumbar, di malam hari pertama lebaran Stasiun Lambuang tetap beroperasi. Suasananya aman nyaman dengan banyak kontainer penyedia kuliner aneka ragam,” kata Eni Mardhawati, seorang perantau yang berasal dari Teluk Kabung, Kota Padang.
Perempuan yang berprofesi sebagai Bidan ini, cukup terpukau dengan kelengkapan kuliner dan juga ornamen Stasiun Lambuang yang cukup fenomenal.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Bukittinggi, Wahyu Bestari mengatakan tempat ini menjelma menjadi pusat kuliner terpadu, terpusat dan mampu menampung ratusan pedagang yang sebelumnya berjualan di badan jalan.
“Bukan hanya peningkatan secara kuantitas sejumlah 116 gerai, tapi juga kualitas karena tempat wisata kuliner di Bukittinggi ini hadir dengan format modern terpadu dikemas secara profesional,” kata Wahyu.
Menurutnya Stasiun Lambuang menjadi prestasi ekonomi di Bukittinggi dengan menaikkan level pedagang kaki lima menjadi pedagang permanen.
Baca Juga: Sambutan Idulfitri 1445 H, Wako Bukittinggi Klaim Berhasil Turunkan Angka Kemiskinan
“Sesuai arahan Wali Kota, ini adalah konsep pengelolaan wisata kuliner terpadu terpusat pertama di Sumbar. Kami ingin mengambil peluang wisata kuliner yang dikemas lebih profesional dengan tetap mempertahankan kearifan lokal sesuai kebutuhan pengunjung,” katanya mengakhiri. (*)
Discussion about this post