Oleh: Riza Andesca Putra
(Dosen Departemen Pembangunan dan Bisnis Peternakan Unand & Mahasiswa Program Doktor Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan UGM)
Kependudukan dan pembangunan adalah dua faktor yang saling terkait dalam konteks perkembangan global. Kependudukan yang berkembang secara cepat dan berkelanjutan membawa implikasi penting terhadap proses pembangunan suatu negara. Faktor-faktor seperti laju pertumbuhan penduduk, distribusi geografis, komposisi demografis, dan perubahan sosial ekonomi merupakan elemen-elemen yang mempengaruhi keseimbangan antara kependudukan dan pembangunan.
Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menjadi pendorong atau hambatan bagi pembangunan suatu negara. Di satu sisi, pertumbuhan penduduk yang terkendali dapat memperkuat pasar tenaga kerja, meningkatkan produktivitas, dan mendorong inovasi. Namun, di sisi lain, laju pertumbuhan yang tidak terkendali dapat menimbulkan tekanan terhadap sumber daya alam, infrastruktur, layanan kesehatan, sosial dan pendidikan.
Penduduk Indonesia termasuk berjumlah besar. Hasil sensus penduduk tahun 2020 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia adalah 270,72 juta jiwa dengan laju pertumbuhan dalam sepuluh tahun terakhir 1,25%. Angka yang besar dan menempatkan Indonesia menduduki peringkat empat negara dengan penduduk terbesar di dunia di bawah India, China, dan Amerika Serikat.
Sebenarnya jumlah penduduk yang besar tersebut cukup masuk akal jika dikaitkan dengan luas wilayah Indonesia. Dengan luas wilayah 1,9 juta km persegi, Indonesia berada di peringkat 15 negara dengan wilayah terluas di dunia (Worldometers). Namun, permasalahannya penduduk tersebut tidak tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Sebagian penduduk (56,1%) berada di Pulau Jawa, salah satu dari lima pulau terbesar atau di antara 17.000 pulau yang dimiliki Indonesia .
Sensus penduduk 2020 juga menemukan bahwa saat ini penduduk laki-laki lebih banyak dari perempuan, yaitu terdapat 102 penduduk laki-laki dari 100 penduduk perempuan. Berbeda dengan sensus sebelumnya yang menemukan jumlah perempuan melebihi laki-laki. Sementara itu, untuk struktur penduduk berdasarkan kategori umur, saat ini Indonesia didominasi oleh penduduk yang berusia produktif (15-64 tahun) yaitu sebesar 72,70%. Fenomena ini yang sekarang banyak diperbincangkan dan biasa dikenal dengan bonus demografi.
Momen bonus demografi ini jarang terjadi. Sebagian ahli mengatakan hanya terjadi sekali dalam sejarah suatu bangsa. Sekarang, bonus demografi itu sampai di negara kita tercinta, Indonesia. Hal itu bisa menguntungkan ketika kita memiliki persiapan yang matang. Namun, juga bisa menjadi ancaman ketika kita gagap dan salah jalan dalam menyikapinya. Beberapa dampak positif dan peluang yang dapat menguntungkan Indonesia akibat adanya bonus demografi, di antaranya :
1. Tersedianya tenaga kerja yang melimpah
Salah satu dampak positif bonus demografi adalah momen yang tepat bagi perusahaan untuk mencari kandidat yang kompeten. Banyaknya pilihan tenaga kerja yang tersedia membuat perusahaan dapat memilih tenaga kerja terbaik sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2. Perkembangan ekonomi
Masa ini jelas membantu perkembangan ekonomi sebuah negara. Karena berarti semakin banyak individu yang bekerja dan mendapatkan kesempatan kerja, semakin banyak sumber daya yang dimanfaatkan. Selain peluang tenaga kerja, dampak positif bonus demografi juga tercermin dari semakin banyaknya investasi yang dilakukan. Dengan begitu, otomatis akan membantu sektor ekonomi semakin bertumbuh. Pertumbuhan tersebut juga bisa membantu pemerintah dalam mempersiapkan percepatan pembangunan negara menjadi lebih maju.
3. Pertumbuhan sektor pemerintah yang lain
Selain ekonomi, bonus demografi dapat membawa keuntungan bagi sektor yang lain, misalnya dalam bidang pendidikan. Dengan adanya bonus demografi, pemerintah akan merancang sistem pendidikan yang lebih baik demi meningkatkan sumber daya manusia. Dengan rancangan sistem yang baik dan di-support sumber daya yang memadai, sektor pendidikan akan mengalami peningkatan. Sebaliknya, bonus demografi dapat membawa dampak negatif bagi suatu negara, di antaranya:
1. Membludaknya angka pengangguran
Dengan jumlah usia produktif yang mencapai 60%-70% dari total penduduk, rebutan peluang kerja akan terjadi. Yang memiliki kompetensi lebih akan memiliki peluang yang lebih besar karena perusahaan yang ada menjadi lebih selektif. Jika tidak dilakukan pembukaan lapangan kerja baru, baik disektor formal maupun informal, angka pengangguran akan membludak. Jika pengangguran ini sangat banyak, banyak masalah akan timbul. Salah satunya meningkatnya angka kriminal.
2. Aging Population
Selain istilah bonus demografi istilah lain yang berkaitan dengan demografis adalah aging population. Peningkatan jumlah angka lansia yang drastis dan mendominasi masyarakat suatu negara. Ketika banyak warga negara yang serentak berada pada usia produktif, dengan sendirinya suatu saat nanti mereka akan bersama-sama memasuki masa lansia.
Bonus demografi ini mesti menjadi perhatian serius oleh pemerintah dan tentu saja oleh warga negara itu sendiri agar memberikan dampak yang positif bagi pembangunan Indonesia. Momen ini bisa menjadi titik balik bagi Indonesia untuk bisa menjadi negara maju atau stuck pada kondisi seperti sekarang atau malah bisa lebih mundur lagi. Kita harus belajar dari beberapa negara yang sudah berhasil melewati bonus demografinya seperti China dan Korea Selatan.
Discussion about this post