Hal itu dibuktikan lewat penelitian Nur Muhammad Zawal Alfalahi, mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang. Dalam risetnya yang berjudul “Pengaruh Variasi Suhu Penyimpanan terhadap Aspek Kimia dan Organoleptik Infused Water Stroberi, Lemon, dan Mentimun”, ia menemukan fakta menarik: infused water paling baik disimpan di kulkas.
Zawal menguji infused water dengan tiga variasi suhu penyimpanan, yaitu 4°C (kulkas), 25°C (suhu ruang), dan 40°C (suhu panas). Hasilnya menunjukkan bahwa infused water di kulkas lebih mampu mempertahankan vitamin C, warnanya tetap jernih, dan cita rasanya segar. Sebaliknya, pada suhu ruang warna lebih cepat berubah, sedangkan pada suhu panas kandungan gizi dan rasa turun lebih drastis.
“Penyimpanan pada suhu dingin merupakan cara terbaik agar infused water tetap sehat, segar, dan bernilai gizi,” jelas Zawal saat memaparkan hasil penelitiannya.
Penelitian ini juga melibatkan uji organoleptik atau penilaian langsung dari panelis. Mayoritas menyatakan lebih menyukai infused water yang disimpan di kulkas karena rasa, aroma, dan tampilannya lebih menarik dibanding yang dibiarkan di suhu ruang atau panas.
Stroberi, lemon, dan mentimun dipilih sebagai bahan penelitian karena kandungan nutrisinya tinggi. Stroberi kaya antioksidan, lemon melimpah vitamin C, sementara mentimun dikenal menyegarkan dan menjaga cairan tubuh. Kombinasi ketiganya menjadikan infused water tidak hanya enak, tetapi juga menyehatkan.
Temuan ini bukan hanya bermanfaat bagi masyarakat yang menggemari gaya hidup sehat, tetapi juga bisa menjadi rujukan bagi industri minuman sehat yang sedang berkembang. Dengan panduan penyimpanan yang tepat, infused water bisa benar-benar menjadi alternatif minuman sehat yang alami dan bebas bahan pengawet.
“Harapan kami, infused water dapat menjadi pilihan minuman yang bukan hanya kekinian, tapi juga memberi manfaat nyata bagi kesehatan jika disajikan dan disimpan dengan benar,” tambah Zawal.(*)