Menurut Latif, Kota Padang memiliki banyak potensi ekonomi yang belum tergarap maksimal, mulai dari pertanian, perikanan, kuliner tradisional, hingga kerajinan tangan. Sayangnya, pelaku UMKM dan masyarakat kecil masih sering kesulitan dalam pemasaran, permodalan, dan pengelolaan usaha. Di sinilah koperasi seharusnya hadir sebagai solusi.
“Koperasi itu bukan hanya tempat simpan pinjam. Koperasi bisa menjadi alat untuk menggerakkan ekonomi lokal, membantu UMKM berkembang, dan menciptakan lapangan kerja,” ujar Latif.
Latif menilai bahwa koperasi yang dikelola dengan baik bisa membantu masyarakat mengolah hasil produksi, memperluas pasar, bahkan menembus dunia digital. Ia mencontohkan koperasi yang bisa menampung hasil panen petani, menjual produk UMKM ke luar daerah, atau membentuk kelompok usaha bersama.
Dalam kesempatan ini, Latif juga menyoroti Program Koperasi Merah Putih yang digagas oleh Kementerian Koperasi dan UKM. Program ini menekankan pada penguatan koperasi sektor riil dan modern, berbasis pada teknologi serta potensi daerah.
“Program Koperasi Merah Putih ini sangat cocok untuk Kota Padang. Tapi pemerintah daerah harus aktif menyambut dan menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. Jangan hanya jadi slogan dari pusat, tapi tidak berdampak di daerah,” katanya.
Latif mengusulkan agar konsep Koperasi Merah Putih di Kota Padang bisa dikembangkan dengan menggabungkan kekuatan lokal seperti nelayan, petani, pengrajin, dan pelaku UMKM ke dalam koperasi modern yang dikelola profesional, transparan, dan berbasis digital.
“Bayangkan kalau ada koperasi nelayan yang bisa langsung menjual hasil laut ke luar kota lewat aplikasi. Atau koperasi petani yang punya mesin penggilingan sendiri. Ini bukan mimpi, ini bisa diwujudkan kalau kita serius,” ucapnya optimis.
Fraksi PKB Ummat mendorong Pemerintah Kota Padang untuk lebih berani berpihak kepada koperasi dengan memberikan pelatihan manajemen, bantuan modal, serta penguatan regulasi. Ia juga berharap agar koperasi tidak lagi dipandang sebelah mata, tapi dijadikan sebagai pilar utama dalam strategi ekonomi kerakyatan.
“Kalau koperasi kuat, rakyat akan mandiri. Ekonomi daerah bisa tumbuh dari bawah, bukan hanya bergantung pada investor besar,” tegas Latif.
Latif berharap Hari Koperasi Indonesia tahun ini menjadi momen kebangkitan koperasi yang lebih modern, adil, dan berpihak pada rakyat kecil khususnya mereka yang selama ini menggantungkan hidup dari sektor informal dan UMKM.(yrp)