Oleh: Alfitri
(Dosen FISIP Universitas Andalas)
Hari lebaran kedua di bulan Agustus tahun 2012, saya dijemput Dr. Yuliandre Darwis di salah satu hotel di Jakarta Selatan. Pagi menjelang siang itu, kami bermaksud untuk berlebaran ke rumah Pak Alwi Dahlan di bilangan Cipete, Jakarta Selatan.
Di samping berlebaran, kami ingin mengundang beliau untuk memberi kuliah umum dalam rangka peresmian pembukaan Prodi Magister Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas. Beberapa waktu sebelumnya, dengan dukungan kerja sama dari Kementerian Kominfo RI, FISIP Universitas Andalas baru saja mendapat mandat dari Dirjen Dikti Kemendikbud RI untuk membuka prodi tersebut.
Ketika itu, kepada Dr. Yuliandre Darwis saya katakan bahwa untuk kuliah umum perdana Prodi Magister Ilmu Komunikasi mesti diberikan oleh Begawan atau Bapak Ilmu Komunikasi Indonesia betul. Pertama, untuk sisi keilmuannya sendiri. Kedua, yang tak kalah penting bagi institusi tentu untuk sisi “marketing” dan “branding”-nya. “Benar sekali Pak Dekan, mudah-mudahan beliau bersedia”, jawab Dr Yuliandre Darwis.
Seperti diketahui, Prof. Dr. M. Alwi Dahlan memang adalah peletak dasar dan figur yang banyak berkontribusi bagi pengembangan Ilmu Komunikasi di Indonesia. Beliau meraih gelar MA di Universitas Stanford (1962) dan Ph.D. dari Universitas Illinois (1967) Amerika Serikat dan ia menjadi orang Indonesia pertama yang bergelar doktor bidang Ilmu Komunikasi di Indonesia.
Selain itu, beliau menjadi salah seorang dari beberapa orang tokoh “generasi emas” ilmuwan sosial Indonesia awal tamatan Amerika Serikat. Tokoh lainnya antara lain sosiolog Prof. Dr. Selo Soemardjan (Univ. Cornell, 1959), sosiolog Prof. Dr. Umar Kayam (Univ. Cornell, 1965), sejarawan Prof. Dr. Taufik Abdullah (Univ. Cornell, 1970) dan ahli ilmu politik Dr. Alfian (Univ. Wisconsin, 1970).
Prof. Dr. M. Alwi Dahlan sendiri pernah menjadi Ketua Umum Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial (HIPIIS) tahun 1984-1995. Dalam kapasitas sebagai Ketua Umum HIPIIS itu pula beliau ikut merekomendasi dan mendukung berdirinya FISIP Universitas Andalas tahun 1993 yang lalu.
Sebelumnya, di akhir tahun 1980-an, ketika menjadi Asisten Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup beliau beberapa kali berkunjung dan juga melakukan kerja sama penelitian dengan Jurusan Sosiologi Universitas Andalas yang waktu itu dipimpin Prof. Dr. Abd. Aziz Saleh. Antara lain, waktu itu penelitian tentang Keserasian Sosial di Perkotaan di mana saya dan sejumlah teman ikut dilibatkan sebagai tim peneliti.
Oleh sebab itu, ketika saya dan Dr. Yuliandre Darwis berlebaran ke rumah Pak Alwi Dahlan, kami diterimanya dengan hangat dan ramah. Beliau banyak berkisah tentang suka duka pengalamannya ketika dulu kuliah di Amerika Serikat, termasuk ketika juga pernah nyambi sebagai penjaga malam. Seperti biasa, beliau berbicara dengan sistematis, tutur kata yang lembut dan terjaga. Selain itu, beliau juga bercerita tentang kesibukannya sesudah purnatugas sebagai guru besar di FISIP UI.
Beliau senang dan antusias mendengar paparan kami tentang perkembangan FISIP Universitas Andalas yang dulu pendiriannya juga ikut didukung beliau. Oleh karena itu, kami yang mengundang senang sekali ketika Pak Alwi Dahlan bersedia datang untuk memberi kuliah umum perdana Prodi Magister Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas. Soal besaran honornya, tidak usah dipikirkan betul, kata beliau sambil tersenyum.
Kemarin, Rabu (20/03/2024) Pak Alwi Dahlan berpulang ke rahmatullah. Bapak atau Begawan Ilmu Komunikasi Indonesia, kelahiran Padang 90 tahun yang lalu itu telah meninggalkan banyak jejak karya dan pengabdian. Semoga almarhum husnul khatimah dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Aamiin.*
Discussion about this post