Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah)
Perkembangan teknologi mempermudah kehidupan kita. Ketika bepergian ke suatu tempat yang baru dikunjungi, kita tidak perlu terlalu khawatir bila tersesat. Pun, kita tidak perlu lagi repot-repot bertanya bila ragu pada suatu arah yang dituju. Sebab, terkadang ketika bertanya membuat kita semakin kawalahan dikarenakan perbedaan bahasa dan makna dari kata yang digunakan. Misalnya “belok kiri dan belok kanan”, di tempat lain bisa dikatakan “ke barat dan ke selatan” atau “pusing kiri dan pusing kanan”.
Google Maps adalah salah satu teknologi yang amat bermanfaat ketika bepergian. Kita tidak lagi perlu membawa selembar peta yang terkadang sulit untuk dibaca. Melalui Google Maps kita bahkan dapat mengetahui posisi kita saat ini dan waktu yang diperlukan ke arah yang dituju, baik dengan sepeda motor, mobil, atau jalan kaki. Teknologi ini memberi tahu kita beberapa alternatif arah menuju tempat yang dituju.
Google Maps seolah telah menjadi alat tak tergantikan dalam menghadapi petualangan sehari-hari. Tidak hanya membantu kita menemukan arah, Google Maps juga berhasil mengatasi rasa malu untuk bertanya melalui fitur-fitur uniknya yang membuat pengalaman navigasi menjadi lebih praktis.
Teknologi yang satu ini juga dapat dikatakan ramah pengguna. Sebab, ia terbilang cukup mudah digunakan bahkan bagi mereka yang tidak terlalu akrab dengan teknologi. Dengan sekali pandang, kita dapat menemukan lokasi, rute terbaik, dan informasi penting lainnya tanpa perlu bertanya kepada siapapun. Inilah yang membuatnya menjadi sahabat setia untuk menjelajahi dunia tanpa rasa malu bertanya.
Google Maps seolah menjadi teman tak terpisahkan dalam petualangan kita. Ia bukan hanya sekadar alat navigasi, melainkan penyelamat dari potensi kebingungan dan rasa malu bertanya di tengah perjalanan. Seolah menjadi pemandu ajaib, Google Maps membawa kita melalui jalan-jalan yang tak pernah kita temui sebelumnya. Dengan sentuhan teknologi yang ramah pengguna, ia membuka pintu ke dunia baru tanpa membuat kita terjebak dalam rasa malu atau kebingungan arah yang seringkali menghantui perjalanan kita.
Namun begitu, tidak semua pula yang “nyaman” menggunakan aplikasi ini. Terkadang kita dihadapkan pada alternatif jalan yang sulit, seperti gang kecil hingga jalan buntu. Tidak sedikit pula pengguna Google Maps malah kebingungan bila di hadapkan pada alternatif arah serupa demikian. Akan tetapi, sejumlah pengguna juga malah tersesat akibat kurang piawainya ia membaca Google Maps. Sebab, rupanya memang tidak semua orang dapat membaca peta dengan mudah.
Discussion about this post