Bahasa Indonesia memiliki beberapa partikel yang sering digunakan, seperti pun, -kah, dan –lah. Berbeda dengan itu, ada juga partikel yang saat ini sudah jarang digunakan, seperti –tah. Penulisan partikel ini ada yang digabung dengan kata sebelumnya dan ada juga yang tidak. Salah satu partikel yang tidak digabung adalah pun. Partikel pun tidak dirangkai dengan kata sebelum dan sesudahnya, seperti:
1) Setelah membaca surat itu, dia pun pergi.
2) Kota Padang sangat panas, Kota Medan pun demikian.
3) Saya selalu membaca buku di mana pun.
4) Siapa pun boleh menonton film itu.
Berbeda dengan partikel pun, partikel –kah, -lah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang diikutinya, seperti contoh berikut:
1) Duduklah di sini!
2) Dialah kakak saya.
3) Sayalah yang membuat lukisan itu.
4) Apakah ini bukumu?
5) Siapakah perempuan itu?
6) Benartah yang dia katakan? (partikel –tah sudah sangat jarang digunakan)
Pembahasan tentang pertikel ini sudah pernah dua kali dipublikasikan di laman klinik bahasa Scientia. Artikel pertama dipublikasikan oleh Reno Wulan Sari pada tanggal 16 Agustus 2020 dengan judul “Makna dan Penulisan Partikel pun”. Artikel kedua ditulis oleh Elly Delfia pada tanggal 10 April 2022 dengan judul “Mengenal Tata Cara Penulisan Partikel tak, pun, -lah, -kah, dan –tah”. Oleh sebab itu, pada pembahasan kali ini, lebih difokuskan pada partikel –lah. Partikel –lah dipergunakan dalam dua konteks kalimat, yaitu sebagai penegasan dan pembentukan kalimat perintah (dengan situasi normal). Sebagai penegasan, partikel –lah bisa dilekatkan dengan nomina dan pronomina. Dalam bentuk percakapan, partikel –lah dengan konteks ini digunakan pada pengutaraan kedua (setelah informasi pertama). Hal ini sesuai dengan fungsinya untuk menegaskan kalimat yang telah disebutkan sebelumnya. Kita bisa melihatnya dalam contoh percakapan berikut!
A : Makanan ini sangat lezat, siapa yang memasaknya?
B : Tania.
A : Tania? Saya pikir bukan, karena dia sudah pergi ke kantor sejak pagi.
B : Iya, betul. Tanialah yang memasak makanan ini.
Sebagai informasi tunggal, kalimat “Tanialah yang memasak makanan ini” tidak bisa digunakan. Kalimat ini bisa diubah menjadi “Tania memasak makanan ini”, tetapi ketika kalimat ini ditambah dengan partikel -lah, fungsinya menjadi penegasan dari informasi sebelumnya.
Sebagai penegasan, partikel -lah ada yang perlu ditambah dengan yang dan ada juga yang tidak. Partikel –lah yang ditambah dengan kata yang ada di dalam kalimat yang memiliki konteks informasi tentang kegiatan atau sifat sesuatu. Kita bisa melihat perbedaannya pada contoh-contoh berikut:
1) Sayalah yang akan mengajar kalian.
2) Ayahlah yang membeli makanan ini.
3) Merekalah yang merusak gedung itu.
4) Buku inilah yang paling mahal.
Keberadaan partikel –lah di dalam empat kalimat tersebut memerlukan kata yang karena konteks di dalamnya terdapat verba dan adjektiva. Hal ini juga berlaku untuk kalimat pasif, seperti:
1) Rumah inilah yang sudah dibeli oleh ayah.
2) Buku itulah yang dipilih oleh mereka.
3) Baju inilah yang saya jahit. (Bentuk pasif dari: Saya menjahit baju ini)
4) Ruangan itulah yang akan digunakan sebagai tempat pertunjukkan.
Partikel –lah tidak memerlukan tambahan kata yang jika di dalam konteks kalimat tersebut tidak menunjukkan makna kegiatan atau sifat. Hal ini bisa dilihat dalam kalimat berikut:
1) Dialah kakak saya.
2) Merekalah mahasiswa saya.
3) Inilah buku saya.
4) Laki-laki itulah suami dari kakak saya.
Selain sebagai penegasan, partikel –lah juga digunakan dalam konteks kalimat perintah. Kalimat perintah memiliki tiga tingkatan, yaitu tegas, biasa, dan sopan. Kalimat perintah tegas dimulai dengan verba (tanpa imbuhan me- atau partikel), seperti:
1) Duduk di sini!
2) Tidur sekarang!
3) Keluar!
Kalimat perintah yang sopan bisa ditambahkan dengan kata silakan, tolong, dan mohon, seperti contoh berikut:
1) Silakan duduk di sini!
2) Tolong ambilkan saya gula!
3) Mohon tunggu sebentar!
Di antara dua tingkatan ini (kalimat perintah tegas dan sopan), masih ada kalimat perintah biasa. Kalimat perintah biasa sering kita temukan di dalam berbagai instruksi, latihan di dalam buku pelajaran, petunjuk penggunaan, dan sebagainya. Kalimat perintah dalam situasi ini sering menggunakan partikel –lah untuk membuat konteksnya menjadi tidak terlalu tegas dan juga tidak terlalu sopan. Artinya, kalimat tersebut bisa dibaca oleh semua orang dengan berbagai situasi. Contohnya sebegai berikut!
1) Cucilah tangan sebelum makan!
2) Pakailah sabuk pengaman Anda!
3) Bukalah penutup botol ke arah kanan!
4) Duduklah di sini!
Di dalam buku pelajaran, berbagai instruksinya menggunakan kalimat perintah dengan partikel –lah, seperti contoh berikut :
1) Pilihlah jawaban yang tepat!
2) Setelah membeca teks tersebut, jawablah pertanyan ini!
3) Dengarlah audio yang akan diputar oleh guru Anda!
4) Tulislah pendapat Anda!
5) Jelaskanlah pengertian dari kewarganegaraan!
Partikel –lah dalam konteks kalimat perintah membuat situasi kalimat menjadi normal tanpa gambaran emosi apa pun karena akan ditujukan untuk banyak orang. Inilah makna dan penulisan partikel –lah. Semoga bermanfaat.
Discussion about this post