![Anggota DPRD Sumbar, Firdaus.[foto : ist]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/09/IMG-20230522-WA0086_1.jpg)
Menurut Firdaus, para pekerja luar ruangan adalah kelompok yang paling rentan mengalami dehidrasi dan kelelahan panas (heat exhaustion) akibat paparan sinar matahari langsung selama berjam-jam.
“Pekerja lapangan seperti petani dan kuli bangunan adalah tulang punggung ekonomi daerah. Tapi mereka juga paling rentan terhadap kondisi panas seperti sekarang. Jangan abaikan tanda-tanda kelelahan, karena cuaca bisa memengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja,” ujarnya kepada Scientia, Kamis pagi.
Firdaus mengingatkan agar para pekerja di luar ruangan mengatur waktu kerja dengan bijak, terutama pada jam-jam dengan intensitas panas tertinggi, yakni antara pukul 10.00 hingga 15.00 WIB.
“Kalau memungkinkan, hindari bekerja terus-menerus di bawah matahari. Luangkan waktu istirahat di tempat teduh, dan pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan cukup air putih,” pesannya.
Ia juga menekankan pentingnya peralatan pelindung sederhana seperti topi, kain basah di leher, atau baju berlengan panjang berbahan tipis untuk melindungi tubuh dari paparan langsung sinar matahari.
“Jangan malu untuk berhenti sejenak kalau sudah merasa pusing, lemas, atau berkeringat berlebihan. Itu tanda tubuh butuh istirahat,” tambahnya.
Selain menjaga diri, Firdaus mendorong adanya kebersamaan di lapangan untuk saling memperhatikan rekan kerja.
“Kalau ada yang terlihat mulai tidak kuat, segera bantu dan beri minum. Solidaritas di antara pekerja sangat penting dalam situasi seperti ini,” katanya.
Politisi PKB ini juga menyoroti bahwa meningkatnya suhu dari tahun ke tahun menunjukkan tanda-tanda perubahan iklim yang mulai terasa di wilayah pesisir Sumatera Barat. Karena itu, menurutnya, masyarakat perlu membangun kebiasaan hidup adaptif dan menjaga lingkungan agar tetap sejuk.
“Penanaman pohon di sekitar lahan pertanian, proyek, dan permukiman bisa membantu menurunkan suhu udara. Ini langkah kecil, tapi efeknya besar untuk jangka panjang,” jelasnya.
Firdaus berharap masyarakat pesisir dan pedesaan tetap waspada, tanpa perlu panik.
“Cuaca panas ini harus jadi pengingat agar kita lebih peduli pada kesehatan dan lingkungan. Tubuh yang kuat, lingkungan yang hijau, dan air bersih yang terjaga adalah modal kita menghadapi perubahan cuaca yang makin tidak menentu,” tutupnya.(yrp)
 
			![Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman, Nazifah.[foto : net]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/10/1631766187-Dra-NAZIFAH-MM-196705131989032005-copy-120x86.jpg)
![Anggota DPRD Sumbar, Firdaus.[foto : sci/yrp]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/09/FB_IMG_1748595548495-120x86.jpg)








