Syahlul Munal menegaskan bahwa prioritas utama kepemimpinannya adalah menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah, tokoh masyarakat, maupun lembaga pendidikan. Baginya, pesantren adalah institusi penting yang harus menjadi pusat perhatian karena perannya dalam mencetak ulama dan menjaga tradisi keislaman yang moderat.
“Pesantren harus dipandang sejajar dengan lembaga pendidikan lain. Kami akan memperjuangkan hak-hak pesantren, termasuk sertifikasi guru pesantren agar mendapatkan pengakuan yang layak,” ujarnya.
Di tengah derasnya arus teknologi, Syahlul menyebut bahwa NU dituntut harus terus relevan dengan perkembangan zaman. Ia mengatakan strategi utamanya untuk memastikan kerelevanan itu adalah dengan memetakan potensi kader NU agar lebih optimal dalam menjalankan tugas organisasi.
“Kader NU punya banyak keahlian. Tinggal bagaimana kita mengidentifikasi dan mengoptimalkannya supaya NU tidak tertinggal di era digital,” katanya.
Kepada warga NU, khususnya generasi muda, Syahlul berpesan agar tidak lelah menuntut ilmu dan berorganisasi. Ia menekankan pentingnya berorganisasi sebagai wadah aktualisasi diri dan menemukan potensi yang bisa berkontribusi bagi NU dan masyarakat.
“Anak muda harus hadir di NU, giat belajar, dan berorganisasi. Itu akan melahirkan generasi yang tangguh,” tegasnya.
Selain itu, di tengah maraknya paham ekstrem, Syahlul bertekad untuk semakin meneguhkan Islam moderat. Hal itu bakal diwujudkannya dalam program-program berbasis ideologi seperti Lailatul Ijtima’, PDPKNU, hingga dorongan bagi Majelis Wakil Cabang (MWC) untuk mendukung kegiatan haul guru-guru pesantren yang beekelanjutan.
“NU akan hadir sebagai perekat bangsa. Kami berkomitmen menjaga kerukunan antarumat beragama di Padang Pariaman,” katanya.
Di samping bidang pendidikan, Syahlul juga menaruh perhatian pada ekonomi kerakyatan. Ia akan berusaha mengoptimalkan program Koin NU yang sudah berjalan agar manfaatnya lebih luas untuk kepentingan sosial dan kesejahteraan masyarakat.
“Kita juga akan menggagas pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas atau koperasi umat. NU harus hadir nyata dalam membantu masyarakat kecil,” ujarnya.
Soal hubungan dengan pemerintah daerah, Syahlul yakin sinergi akan terjalin harmonis. Apalagi Bupati Padang Pariaman disebutnya sebagai bagian dari keluarga besar NU.
“NU tentu berharap pemerintah mendukung program di bidang pendidikan, sosial, dan pemberdayaan ekonomi. Dengan kerja sama yang baik, insya Allah NU bisa memberi kontribusi lebih besar bagi Padang Pariaman,” pungkasnya.(yrp)