
Padang, Scientia.id – Festival budaya Jepang bertajuk Bunkasai 18 sukses digelar di Auditorium Universitas Andalas (Unand) pada 23–25 September 2025. Acara tahunan ini kembali menyuguhkan beragam hiburan dan kompetisi, mulai dari musik, tarian, kuliner, hingga cosplay yang memikat ribuan pengunjung.
Bunkasai merupakan program kerja Himpunan Mahasiswa Sastra Jepang (Nigakkai) yang sudah menjadi agenda rutin. Tahun ini, persiapannya memakan waktu sekitar empat bulan dengan kepanitiaan yang bergulir dari angkatan senior ke junior.
“Bunkasai ini semacam proker Hima Sastra Jepang, jadi setiap tahun akan selalu dihadirkan,” ujar Haziq, salah seorang panitia.
Festival ini berlangsung dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Selain mahasiswa, dosen Sastra Jepang juga ikut terlibat, baik sebagai pengisi acara maupun juri lomba.
Antusiasme pengunjung terlihat hingga hari terakhir. Auditorium Unand dipadati masyarakat yang datang tidak hanya untuk menikmati penampilan, tetapi juga menjelajahi berbagai stand. Mulai dari stand makanan, pakaian, aksesori, merchandise anime, rumah hantu (Obake), foto, organisasi, hingga penyewaan yukata.
Beragam lomba juga menjadi daya tarik tersendiri, seperti Kanji Taikai, Shuuji Taikai, Karuta Taikai, LCC Umum, Seiyuu Kontesuto, Dansu Kontesuto, Uta Kontesuto, Coswalk Kontesuto, serta khusus pelajar Kana Taikai dan LCC SMA.
Salah satu yang paling ditunggu-tunggu adalah cosplay. Para cosplayer tampil memerankan tokoh favorit mereka, mulai dari karakter anime, game, hingga Virtual Youtuber.
Andika, mahasiswa Sastra Jepang yang ikut cosplay, mengaku tertarik karena kagum dengan karakter yang ia perankan. “Fashion-nya bagus. Rasanya berbeda saat cosplay, tidak sama dengan diri saya sendiri,” ujarnya.
Namun, hobi ini tidak murah. Biaya sewa kostum biasanya dimulai dari Rp150 ribu, sementara jika membeli bisa mencapai Rp500 ribu hingga lebih dari Rp1 juta, tergantung tingkat kerumitan kostum.
Baca Juga: Dekan FIB Unand Lantik Manajer dan Laksanakan Sertijab Kaprodi Sastra Indonesia
Dengan semarak penampilan, kompetisi, dan aneka stand, Bunkasai 18 berhasil menjadi ruang interaksi budaya yang menghubungkan Jepang dan Indonesia, serta menegaskan keberadaan Unand sebagai pusat kegiatan mahasiswa yang kreatif. (Muhammad Hanif Aziz)