Jakarta, Scientist.id – Protein dikenal sebagai nutrisi penting untuk pertumbuhan, perkembangan, serta menjaga massa otot. Namun, konsumsi berlebihan justru dapat menimbulkan risiko kesehatan serius.
Studi yang dikutip dari Times of India mengaitkan asupan protein tinggi, khususnya dari daging merah dan produk hewani berlemak, dengan batu ginjal, penyakit jantung, hingga kanker usus besar.
Dalam jangka pendek, mengonsumsi protein shake berlebihan atau porsi daging terlalu besar bisa memicu masalah pencernaan seperti sembelit, kembung, dan sakit perut. Kondisi ini menjadi sinyal bahwa sistem pencernaan kewalahan menghadapi beban protein yang berlebihan.
Angka kecukupan gizi atau Recommended Dietary Allowance (RDA) berada di level 0,8 gram protein per kilogram berat badan. Artinya, seseorang dengan berat badan 60 kg hanya membutuhkan sekitar 51 gram protein per hari. Jumlah tersebut dapat dipenuhi dengan menu sederhana, seperti yoghurt rendah lemak, dada ayam ukuran sedang, dan semangkuk sereal dengan susu.
Ahli diet di Houston Methodist menegaskan, masalah muncul saat orang menargetkan 1 gram protein per pon berat badan. “Sangat jarang seseorang membutuhkan protein sebanyak itu, bahkan di kalangan atlet,” jelasnya.
Para pakar gizi juga menyarankan batas maksimal konsumsi protein aman adalah 2 gram per kilogram berat badan per hari. Untuk orang dengan berat 60 kg, jumlahnya sekitar 125 gram. Lebih dari itu bisa memicu masalah kesehatan jangka panjang. (*)