Dharmasraya, Scientia.id – Balai Bahasa Sumatera Barat mengadakan diskusi penting mengenai pelestarian bahasa daerah, khususnya bahasa Minang dialek Gunung Medan, Selasa (2/9/2025).
Acara berlangsung di Aula Kantor Wali Nagari Gunung Medan mulai pukul 09.00 hingga 12.00 WIB.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendokumentasikan kosa kata dialek lokal agar dapat dimasukkan ke dalam kamus bahasa Minang. Diskusi dipimpin langsung oleh tim Balai Bahasa Sumatera Barat yang diketuai Imran Hadi, bersama penyusun kamus Eva Himyati dan Frisnawati.
Turut hadir Wali Nagari Gunung Medan beserta perangkat nagari, Badan Musyawarah (Bamus), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), serta para kepala jorong yang berkontribusi memberikan masukan.
Dalam sambutannya, Imran Hadi menegaskan bahwa pelestarian bahasa Minang dialek Gunung Medan merupakan langkah strategis untuk menjaga identitas budaya.
“Bahasa adalah jati diri sebuah komunitas. Dengan memasukkan dialek Gunung Medan ke dalam kamus, kita memastikan warisan budaya ini tetap hidup untuk generasi mendatang,” ujarnya.
Sementara itu, Eva Himyati menjelaskan bahwa proses dokumentasi kosa kata melibatkan penutur asli dan kajian mendalam terhadap penggunaan bahasa di wilayah Gunung Medan.
“Kami bekerja sama dengan masyarakat lokal untuk memastikan keakuratan dan kekayaan kosa kata yang didokumentasikan,” tambahnya.
Peserta diskusi pun antusias menyampaikan berbagai kosa kata khas dan ungkapan unik dalam dialek Gunung Medan. Mereka berharap kamus yang dihasilkan dapat menjadi referensi penting bagi pendidikan maupun pelestarian budaya.
Baca Juga: Aliansi Mahasiswa Bergerak Dharmasraya Gelar Aksi Unjuk Rasa di DPRD
Kegiatan ini menjadi wujud komitmen Balai Bahasa Sumatera Barat dalam menjaga keberagaman bahasa daerah. Ke depan, Balai Bahasa berencana melanjutkan program serupa untuk dialek-dialek lain di Sumatera Barat, demi memperkuat pelestarian warisan budaya bahasa. (tnl)