
Jakarta, Scientia.id – Proses penulisan ulang sejarah Indonesia memasuki tahap akhir. Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan meski jadwal peluncuran diundur, publikasi tetap dilakukan pada tahun ini.
“Target kita mungkin ada beberapa kali lagi proses untuk masukan-masukan yang kita terima nanti kita diskusikan lagi, tapi sejauh ini on the right track,” ucap Fadli saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Ia menjelaskan, setelah uji publik di beberapa kampus, pihaknya masih melanjutkan proses reading dan editing. “Oh iya, saya kan bilang waktu itu 17-an itu ancer-ancer kita di dalam. Jadi kita kan tahun ini sekarang kan sudah selesai uji publik kita masih mau ada proses reading, editing,” katanya.
Uji publik sejauh ini telah dilaksanakan di Universitas Indonesia, Universitas Negeri Padang, Universitas Hasanuddin di Makassar, dan Universitas Lambung Mangkurat. Kegiatan itu melibatkan mahasiswa, akademisi, komunitas sejarah, hingga tokoh masyarakat.
“Sudah, jadi di UI pertama, hadir semua kemudian di Universitas Negeri Padang, di Makassar, kemudian di Universitas Lambung Mangkurat. Itu ada mahasiswa, ada dosen, komunitas, pemerhati sejarah, publik, tokoh-tokoh masyarakat,” jelas Fadli.
Menteri Kebudayaan itu juga berencana menghadirkan sesi diskusi tambahan dengan sejarawan senior agar naskah lebih matang.
Baca Juga: Puan Maharani Minta Penulisan Ulang Sejarah Dilakukan Secara Jelas dan Tidak Menghapus Fakta
“Nggak usah acara besar, siapa yang mau mengundang kita datangin. Kan nggak ada yang kita rahasiakan. Kita justru ingin ada diskusi, ada discourse, jangan sendiri-sendiri di luar atau di belakang. Kita maunya di depan,” pungkasnya. (*)