Dharmasraya, Scientia.id – Menanggapi perundingan yang berlangsung panas dengan masyarakat Koto Padang di kantor Wali Nagari pada Selasa (3/6/2025), pihak PT Dharmasraya Lestarindo (DL) melalui Humasnya, Zulkifli, memberikan penjelasan terkait aspirasi dan tuntutan yang disampaikan.
Zulkifli menyatakan bahwa semua aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat dalam perundingan tersebut hanya bisa mereka tampung. Mengenai keputusan, ia menegaskan bahwa hal itu dikembalikan kepada pimpinan perusahaan.
“Kesepakatan yang kita dapatkan dalam perundingan ini bersama Wali Nagari, Niniak Mamak dan tokoh-tokoh masyarakat itu hanya usulan kepada managemen perusahaan,” terangnya.
Ia menambahkan bahwa pihaknya akan menunggu waktu untuk mencari solusi terbaik demi ketertiban bersama, dan apa pun yang muncul dalam forum tersebut akan disampaikan kepada manajemen perusahaan.
Terkait isu sopir pengganti, Zulkifli mengakui bahwa secara langsung, keberadaan mereka tidak merugikan perusahaan. Namun, ia menjelaskan pandangan manajemen.
“Cuma managemen memandang dengan kegiatan tersebut menjadi beban kepada suplier. Maka dengan itu pihak managemen memangkas biaya-biaya seperti itu.” sebutnya.
Meskipun demikian, Zulkifli tidak bisa memastikan apakah aktivitas sopir pengganti berdampak pada pengurangan hasil produksi.
“Karena masalah pasokan TBS itu banyak faktor yang menjadi pertimbangan datangnya. Jadi kita tidak bisa menjawabnya,” imbuhnya.
Mengenai masalah lingkungan, Zulkifli menegaskan bahwa PT DL telah memenuhi semua aturan dan melakukan pemantauan secara berkala.
“Pemantauan itu ada tiap 6 bulan ataupun perskala. Terkait ini kita laporkan kepada pemerintah terkait,” tegasnya.
Baca Juga: Aksi Mogok Sopir Pengganti PT Dharmasraya Lestarindo, Jalan Masuk ke Pabrik Diblokir
Namun, ketika disinggung mengenai persoalan limbah yang bocor beberapa bulan belakangan, Zulkifli memilih untuk menunda jawabannya.
“Terkait itu di sesi yang berbeda lah nanti kita jawab,” pungkasnya. (tnl)