Padang, SCIENTIA – Pemerintah Kota (Pemko) Padang menggelar gladi kesiapsiagaan bencana banjir. Pasalnya, ancaman bencana hidrometeorologi basah diprediksi akan meningkat di akhir tahun ini.
Penjabat Sekretaris Daerah Kota Padang, Yosefriawan, menyebut Pemko Padang sangat khawatir terhadap potensi bencana banjir dan tanah longsor yang dipicu curah hujan tinggi.
“Berdasarkan prediksi BMKG, curah hujan tahun ini diprediksi lebih tinggi dari biasanya. Kita harus siap menghadapi kemungkinan terburuk,” katanya, Rabu (11/12).
Terkait ancaman itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergisitas lintas sektoral. Baik pemerintah, TNI-Polri, organisasi kerelawanan, maupun masyarakat.
Yosefriawan berharap, dengan gladi kesiapsiagaan ini seluruh pihak bisa meningkatkan kapasitas dan koordinasi dalam menghadapi bencana yang bakal terjadi.
“Kesiapsiagaan adalah kunci. Tanpa kesiapsiagaan yang baik, kita akan kesulitan dalam menghadapi bencana,” ujarnya.
Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, Hendri Zulviton, menjelaskan simulasi bencana ini dilakukan selama empat hari denan tiga tahapan, yakni pelatihan, simulasi, dan uji sistem.
Ia mengatakan, semua peserta dilatih melakukan berbagai tindakan, baik evakuasi korban, pendirian posko, hingga distribusi bantuan. Selain itu, juga bertujuan menguji kelancaran komunikasi dan koordinasi antar lembaga.
“Tujuannya tentu untuk menguji kesiapsiagaan seluruh pihak dalam menghadapi bencana banjir, termasuk dalam situasi darurat,” tegasnya.
Hendri menambahkan, daerah Kota Padang memiliki beberapa wilayah yang rawan bencana banjir dan longsor. Dengan alasan itu, simulasi ini sangat penting dan difokuskan di wilayah rawan bencana tersebut. (hyu)