Bukittinggi, SCIENTIA – Dinas Perumahanan Rakyat Kawasan Permukiman dan Pertanian (Disperkimtan) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) melakukan pendataan rumah rawan bencana secara digitalisasi.
Pernyataan tersebut diungkapkan Kepala Dinas Perkimtan Sumbar, Rifda Suriani dalam Seminar dan Simulasi Table Top Exercise (TTX) Ancaman Bencana Gempa Bumi dan Longsor Sektor Perumahan di Istana Bung Hatta Bukittinggi, pada Selasa (19/11).
“Kita sudah membuat inovasi dengan pendataan rumah rawan bencana secara digital, rencananya bakal launching Senin depan. Peran utamanya tetap BPBD, kami kolaborasi selaku sektor perumahan,” kata Rifda saat diwawancara.
Ia menjelaskan, pendataan secara digital ini tak hanya terkait data rumah rawan bencana berbasis nagari (desa), tapi juga data aspek keselamatan, baik jumlah penduduk beserta kepala keluarga (KK), hingga titik koordinat rumah yang valid di kawasan bencana.
Data digital ini dilakukan untuk memudahkan dan meningkatkan layanan kepada masyarakat pascabencana di wilayah Sumbar, terlebih saat ini semuanya sudah serba teknologi dan digital “Jika terjadi bencana, pihak yang memberikan bantuan atau pertolongan tentu akan lebih cepat dan gampang, karena secara digital data dasarnya sudah ada,” ujarnya.
Rifda menyampaikan, Disperkimtan telah melaksanakan pilot projek pendataan digitalisasi rumah rawan bencana ini di dua kelurahan di Bukittinggi, yakni Kelurahan Belakang Balok dan Kelurahan Bukik Cangang Kayu Ramang di Kota Bukittinggi.
Dengan memanfaatkan teknologi, pihaknya berharap organisasi perangkat daerah (OPD) terkait bisa berperan maksimal. Misalnya, Dinas Sosial bisa menentukan prediksi jumlah bantuan yang harus dilasurkan sesuai data, baik logistik, sandang, pangan, dan lainnya.
Pemateri dari BPBD Sumbar, Muliarson turut mengaku pentingnya pendataan rumah rawan secara digital, apalagi berbasis nagari. Ia menilai pascabencana, data-data yang telah dimasukkan secara digital akan mudah diakses dengan cepat.
“Setidaknya bisa diketahui lebih cepat sebagai data awal, sehingga kita bisa mengambil langkah dengan cepat, baik memberikan bantuan, jumlah korban, atau menghitung kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan,” ujarnya.*