Agam, Scientia.id – Pemerintah Kabupaten Agam menargetkan pendapatan daerah tahun 2026 mencapai lebih dari Rp1,5 triliun. Angka ini tertuang dalam Nota Pengantar Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2026 yang disampaikan Wakil Bupati Agam, Muhammad Iqbal, pada rapat paripurna di DPRD, Senin (22/9).
Dari total tersebut, sekitar Rp217 miliar berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), sedangkan sisanya lebih dari Rp1,3 triliun bersumber dari transfer pusat dan provinsi.
Untuk sisi belanja, pemerintah daerah memproyeksikan kebutuhan anggaran lebih dari Rp1,6 triliun. Komposisinya antara lain: belanja operasional Rp1,3 triliun, belanja modal Rp111 miliar, belanja tidak terduga Rp8 miliar, dan transfer ke desa maupun pihak ketiga sebesar Rp198 miliar.
Di sektor pembiayaan, Pemkab Agam memperkirakan penerimaan sekitar Rp35 miliar, mayoritas dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) kas daerah dan BLUD RSUD. Namun, juga ada pos pengeluaran pembiayaan sekitar Rp1 miliar yang diarahkan untuk penyertaan modal kepada BUMD.
Dengan kalkulasi tersebut, RAPBD 2026 diproyeksikan mengalami defisit murni Rp98 miliar lebih.
Muhammad Iqbal menekankan bahwa kondisi ini akan menjadi bahan pembahasan mendalam bersama DPRD agar program prioritas daerah tetap berjalan.
Baca Juga: Produksi Padi di Agam Naik 23 Persen Berkat Program SPM
“Kita akan menajamkan arah kebijakan anggaran sesuai RKPD, KUA, dan PPAS yang telah disepakati,” ujarnya. (*)