Dharmasraya, Scientia.id – Ketua Panitia Pelaksana Pawai Budaya dalam rangka memeriahkan HUT ke-80 Republik Indonesia, Fuad Dhiyaulhaq, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan agenda rutin yang sudah dirintis sejak lama oleh para pendahulu.
“Kami dari kalangan pemuda merasa bertanggung jawab untuk melestarikan dan menjaga tradisi ini. Karena lewat pawai budaya inilah kerjasama, kerukunan, dan gotong royong masyarakat bisa terbentuk,” ujarnya, Sabtu (23/8/2025).
Fuad menambahkan, meskipun acara digelar dengan swadaya masyarakat melalui iuran pribadi dan warga, pawai tetap berlangsung meriah dengan kreativitas luar biasa dari para peserta.
Tercatat, sebanyak 11 kontingen ikut ambil bagian, terdiri dari 7 kontingen internal Nagari Sungai Duo serta beberapa dari nagari lain. Selain itu, sekolah-sekolah seperti SMP, SMK, hingga SLB juga turut berpartisipasi.
“Harapan ke depan, pawai budaya ini tidak monoton dan bisa lebih meriah lagi dengan kreativitas yang lebih menarik. Kami juga berharap ada dukungan dari pemerintah daerah, khususnya Dinas Pariwisata atau OPD terkait, agar tradisi ini terus dilestarikan,” tuturnya.
Dalam penyelenggaraan tahun ini, panitia menetapkan tiga kriteria utama penilaian, yaitu kreativitas sesuai tema kemerdekaan (pembangunan, pendidikan, sejarah perjuangan, pertanian, perkebunan, hingga pemerintahan), kekompakan termasuk penampilan drama kolosal, serta kedisiplinan dan kerapian kontingen saat pawai berlangsung.
Sebagai bentuk apresiasi, panitia menyiapkan hadiah bagi juara 1 hingga juara 3, serta sertifikat untuk seluruh peserta.
Baca Juga: Oknum Pegawai BKD Dharmasraya Diduga Selewengkan Rp600 Juta Dana Daerah
“Budaya di Nagari Sungai Duo ini sudah menjadi salah satu ikon, sekaligus event terbesar dalam memperingati Hari Kemerdekaan RI di tingkat nagari. Karena itu, dukungan pemerintah sangat penting untuk keberlangsungan acara ini,” tutupnya. (tnl)