Dalam sebuah postingan pada Hari Raya Idulfitri lalu, instagram artis dan model, Maudy Ayunda diserbu oleh warganet. Ada warnaget yang berkomentar Maudy Ayunda ter-sage-sage (untuk menyebut istilah terhipnotis oleh warna sage) karena seluruh keluarga Maudy memakai warna hijau sage (sage green) pada momen Idulfitri tersebut.
Real pakai sage se Indonesia ya (@aidewi)
Maudy ayunda pun sage (@yanjeolmii)
Maudy korban sage jga (@hi_wwd)
Sage green semakin didepan (@ririsromantis)
Demikian komentar para warganet mengenai warna busana hari raya yang dikenakan keluarga Maudy Ayunda. Keluarga Maudy memang memadupadankan warna hijau sage dengan warnah putih, keemasan, dan abu-abu pada waktu itu. Warganet lain yang juga kebetulan memakai warna yang sama pada Hari Raya Idulfitri merasa satu hati dengan Maudy, idola mereka. Komika Kiki Saputri, artis Ussy Sulistiawaty, dan beberapa artis/selebritis lain juga mengunggah foto dengan pakaian warna sage saat itu. Lalu dalam sebuah unggahan instagram lain, saya melihat seorang suami kebingungan memilihkan jilbab warna sage yang diminta tolong ambilkan oleh istrinya. Lalu seperti apa sebenarnya warna sage itu?
Sage berasal dari campuran warna hijau, warna perak, dan abu-abu. Kata sage diambil dari nama tanaman sage atau capo (dalam bahasa Minangkabau), sejenis tumbuhan perdu berwarna hijau dan bermanfaat untuk kesehatan. Daun tanaman sage/capo ini di kampung saya digunakan untuk obat sakit perut, obat demam, dan juga obat sapi yang tidak nafsu makan karena diare. Dikutip dari Halodoc.com, tanaman sage dapat menurunkan kadar gula darah, menjaga kesehatan otak, dan meringankan gejala menopouse.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa sage (salvia officinalis) merupakan jenis tanaman yang termasuk keluarga min, tingginya dapat mencapai 70 sentimeter, daunnya berbentuk oval, keras, berbulu halus, beraroma tajam, dan biasa digunakan sebagai bumbu masakan atau obat herbal. Selain itu, sage juga diartikan sebagai salah satu jenis cerita rakyat berdasarkan sejarah dan imajinasi. Sage disebut sebagai cerita rakyat yang bertujuan untuk melatih kebijaksanaan dan budi pekerti. Warna hijau sage yang sedang tren menyerupai daun sage kering merupakan lambang kebaruan dan kebijaksanaan dalam budi pekerti manusia.
Jika dibawakan ke dalam agama Islam, warna hijau juga adalah warna yang disukai oleh Rasulullah SAW, seperti bunyi hadits berikut: “Aku melihat Rasullullah SAW berkhutbah dengan memakai dua selendang yang berwarna hijau (H.R. An Nasa’i). Warna sage sebagai turunan dari warna hijau memang terlihat menyejukkan dan menenangkan mata. Warna ini juga bagus untuk cat rumah maupun ruang kantor karena mencerminkan konsep kekinian yang tenang, elegan, antik, dan minimalis.
Melansir dari cnn.indonesia.com, 23 April 2023, warna hijau memang mempunyai sejarah panjang. Warna ini sudah digunakan sejak zaman kuno, baik digunakan sebagai pewarna lukisan ataupun warna bangunan. Warna hijau juga disebut mengandung racun arsenik dan warna ini pernah digunakan untuk membunuh Napoleon Bonaparte. Dalam kehidupan masa kini, warna hijau terus berkembang sebagai buah dari aktivitas dan kreativitas manusia hingga muncul warna hijau sage seperti yang tren saat ini. Kemunculan sage melengkapi kosakata warna dalam bahasa Indonesia yang sudah ada sebelumnya, seperti warna merah, kuning, hijau, biru, jingga, oranye, hitam, putih, marun, dan lain-lain.
Warna hijau sage merupakan representasi dari bahasa sebagai semiotika sosial (simbol sosial), seperti yang diungkapkan Halliday (1976) dalam teori linguistik sistemik fungsional (systemic functional linguistik/SFL). Sage merupakan representasi dari realitas sosial yang ada dalam masyarakat Indonesia. Masyarakat beramai-ramai memakai warna sage dalam berbagai aktivitas sosial, seperti untuk bersilaturahmi pada Hari Raya Idulfitri, untuk pertemuan keluarga, untuk seragam kantor, arisan, dan lain-lain. Saking populernya warna sage ini, pada suatu kesempatan, Menteri Pariwisata, Sandiaga Uno yang tengah memakai baju hijau disebut ter-sage-sage dan dipertanyakan oleh wartawan, apakah beliau akan merapat ke PPP sebagai partai politik barunya karena PPP mewakili warna sage seperti baju yang ia pakai. Jadi, warna sage kemudian menjadi simbol dari aktivitas, perasaan, dan pikiran manusia, bahkan juga dikaitkan dengan pilihan politik.
Kemudian, sage yang merupakan bagian dari aktivitas manusia menjadi trending, viral, dan mendapat pengakuan sebagai sebuah warna baru dan kelaziman baru yang berterima. Demikian istilah sage muncul karena digunakan dalam berpakaian dan otomatis juga digunakan dalam aktivitas berbahasa.
Discussion about this post