![Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman, Nazifah.[foto : net]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/10/1631766187-Dra-NAZIFAH-MM-196705131989032005-copy.jpg)
“Cuaca yang tiba-tiba panas lalu hujan, atau sebaliknya, sangat berdampak pada kesehatan masyarakat,” ujar Nazifah kepada Scientia. Kamis (30/10).
Ia menjelaskan, Dinkes Pariaman telah melakukan peninjauan langsung ke RS Sadikin serta sekolah dasar swasta di kota tersebut. Hasilnya, ditemukan banyak warga yang mengalami demam, termasuk guru dan siswa. Ada juga yang terjangkit penyakit menular seperti campak dan cacar air.
“Kita sudah cek ke Rumah Sakit Sadikin, memang banyak masyarakat yang datang dengan keluhan demam. Di salah satu sekolah dasar swasta, guru dan murid juga mengalami hal yang sama,” jelasnya.
Nazifah menambahkan, kondisi cuaca ekstrem yang berubah cepat dari panas ke hujan turut memicu berkembangnya nyamuk Aedes aegypti, penyebab DBD. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kebersihan lingkungan, terutama dengan menerapkan pola 3M Plus yakni menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk membatasi aktivitas di luar ruangan saat cuaca sedang panas terik atau setelah hujan, karena perubahan suhu ekstrem dapat menurunkan daya tahan tubuh.
“Kalau bisa saat cuaca panas jangan keluar. Jagalah kesehatan dan segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat bila mengalami gejala demam tinggi,” pesan Nazifah.(yrp)
 
			![Anggota DPRD Sumbar, Firdaus.[foto : ist]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/09/IMG-20230522-WA0086_1-120x86.jpg)
![Foto terik matahari. [foto : net]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/05/foto-terik-matahari-e1747876608720-120x86.jpg)






![Donizar bersama masyarakat yang mengunjungi rumah singgah.[foto : ist]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/10/IMG-20251030-WA0013-75x75.jpg)

