
Ketika membaca karya ilmiah, seperti skripsi, tesis, atau disertasi, bahkan juga artikel jurnal dan buku, saya sering terganggu dengan kata di mana. Banyak yang menggunakan kata di mana di tengah-tengah kalimat seperti kutipan skripsi di bawah ini.
(1) Hidroponik adalah sistem bercocok tanam di mana tanpa menggunakan tanah, tetapi memanfaatkan air yang diberi tambahan nutrisi.
(2) Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari orang-orang atau informan di mana peneliti sengaja memilih informan untuk memperoleh data-data atau informasi yang ada relevansinya dengan permasalahan penelitian.
(3) Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian dilakukan.
Jika dilihat konstruksi kalimat tersebut, kata di mana ditujukan untuk menghubungkan kata yang satu dengan kata lain. Namun, jika dilihat keutuhan kalimat tersebut sebagai kalimat efektif, kata di mana tidak seharusnya ada dalam kalimat. Hal tersebut dapat dilihat pada kalimat (1) dan kalimat (3).
(1a) Hidroponik adalah sistem bercocok tanam tanpa menggunakan tanah, tetapi memanfaatkan air yang diberi tambahan nutrisi.
(3a) Lokasi penelitian adalah tempat penelitian dilakukan.
Sementara itu, untuk kalimat (2), kata di mana menjadi penanda pemisah antara klausa sebelum dan sesudah kata di mana. Hal tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
(2a) Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari orang-orang atau informan. Peneliti sengaja memilih informan untuk memperoleh data-data atau informasi yang ada relevansinya dengan permasalahan penelitian.
Dengan demikian, kata di mana tidak perlu dituliskan dalam kalimat tersebut. Namun, persoalan bukan pada hadir atau tidak hadirnya kata di mana dalam kalimat tersebut. Dalam karya ilmiah, kata di mana tidak boleh hadir dalam sebuah kalimat, kecuali kalimat tersebut merupakan kalimat tanya sebagaimana contoh berikut.
(4) Di mana letak kampus Universitas Andalas?
(5) Di mana bisa ditemukan Minangkabau Corner?
Kedua kalimat tersebut membutuhkan jawaban tempat, seperti kalimat (4) yang dapat dijawab dengan “Kampus Universitas Andalas terletak di Jalan Limau Manis”. Sementara itu, kalimat (5) dapat dijawab dengan “Minangkabau Corner dapat ditemukan di Perpustakaan Universitas Andalas”. Artinya, kalimat tersebut benar-benar kalimat tanya untuk menanyakan tempat.
Pertanyaan selanjutnya, apakah dalam skripsi, tesis, disertasi, artikel jurnal, maupun buku-buku ilmiah akan muncul pertanyaan tempat? Jawabannya tentu saja tidak karena dalam karya ilmiah, kata tanya yang pasti dipakai adalah apa, mengapa, dan bagaimana. Kata tanya tersebut juga hanya ditemukan pada bagian rumusan masalah untuk menanyakan apa yang diteli, bagaimana prosesnya, dan mengapa bisa terjadi proses tersebut.
Sementara itu, dalam kondisi lain, ditemukan kalimat yang menggunakan kata tanya di mana di tengah-tengah kalimat, tetapi berfungsi untuk menggantikan kata yang dan dengan. Hal ini dapat dilihat pada kalimat berikut.
(6) Kehadiran waktu senggang yang cukup banyak ini mendorong masyarakat untuk melakukan aktivitas lainnya di luar pekerjaan utama di mana caranya adalah berkebun.
(7) Pare-pare juga merupakan jalur lalu lintas darat di mana menghubungkan berbagai daerah khususnya ke daerah-daerah utara, seperti Pinrang, Sidrap, Tana Toraja, Enrekang, Luwu, dan juga merupakan jalur Trans-Sulawesi.
Pada kalimat (6) dan kalimat (7), kata tanya di mana juga ditujukan oleh penulis sebagai kata hubung. Namun, jika dilihat konstruksi kalimatnya, kata di mana berfungsi untuk memperluas klausa sebelumnya. Kata tanya di mana pada kalimat tersebut dapat digantikan dengan kata yang dan dengan. Hal tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
(6) Kehadiran waktu senggang yang cukup banyak ini mendorong masyarakat untuk melakukan aktivitas lainnya di luar pekerjaan utama dengan caranya adalah berkebun.
(7) Pare-pare juga merupakan jalur lalu lintas darat yang menghubungkan berbagai daerah khususnya ke daerah-daerah utara, seperti Pinrang, Sidrap, Tana Toraja, Enrekang, Luwu, dan juga merupakan jalur Trans-Sulawesi.
Jika melihat kalimat yang sudah ditulis tersebut, tampak bahwa kata di mana pada kalimat tersebut tidak perlu hadir karena kata tanya di mana tidak bertujuan untuk menanyakan tempat. Oleh karena itu, sesuai dengan judul artikel ini, inilah larangan menggunakan kata tanya di mana dalam karya ilmiah.
Jika kata tanya di mana dilarang dalam karya ilmiah, mengapa banyak masyarakat menggunakan kata tanya di mana tersebut di tengah-tengah kalimat? Jika ditelusuri sejarah penulisan karya ilmiah di Indonesia, penulisan kata di mana dipengaruhi oleh struktur bahasa asing, seperti bahasa Inggris. Dalam kalimat bahasa Inggris, muncul where yang bermakna ‘di mana’ di tengah-tengah kalimat. Hal ini bisa dilihat pada kalimat berikut.
(8) Plantation agriculture is predominantly practiced in the tropical and subtropical regions of South and Central America, Africa, and Asia, where large-scale commercial farms grow a single cash crop like coffee or oil palm for export.
(8a) Pertanian perkebunan secara umum dilakukan di wilayah tropis dan subtropis Amerika Selatan dan Tengah, Afrika, serta Asia, di mana perkebunan komersial berskala besar menanam satu jenis tanaman komoditas, seperti kopi atau kelapa sawit untuk diekspor.
Jika dilihat konstruksi kalimat tersebut, kata tanya where atau di mana tidak perlu hadir dan justru menjadi penanda berakhirnya kalimat pertama. Jika ingin diperbaiki, konstruksi kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi berikut.
(8b) Pertanian perkebunan secara umum dilakukan di wilayah tropis dan subtropis Amerika Selatan dan Tengah, Afrika, serta Asia. Perkebunan komersial berskala besar menanam satu jenis tanaman komoditas, seperti kopi atau kelapa sawit untuk diekspor.
Penulisan inilah yang diserap oleh banyak penulis Indonesia karena dulunya tokoh Indonesia belajar ilmu dari orang-orang Barat, khususnya pada masa prakemerdekaan atau pada masa Belanda. Meskipun bahasa Indonesia sudah memiliki kaidah atau aturan-aturan, banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa kata tanya di mana tidak boleh diletakkan dalam kalimat bahasa Indonesia. Hal ini tidak lepas dari ketidakpekaan masyarakat Indonesia terhadap kaidah bahasa Indonesia.
Meskipun demikian, melalui analisis contoh-contoh kalimat bahasa Indonesia yang ditulis di skripsi, tesis, disertasi dan juga artikel ilmiah bahasa Indonesia, kita dapat belajar dan memperbaiki tulisan-tulisan selanjutnya. Ke depannya, janganlah menggunakan kata tanya di mana dalam karya ilmiah. Untuk memperluas sebuah klausa, kita dapat menggunakan partikel yang dan dengan.







