![Ketua DPW PKB Sumbar, Firdaus.[foto : ist]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/09/FB_IMG_1748595612038.jpg)
Padang, Scientia – Ketua DPW PKB Sumatera Barat, Firdaus, menilai langkah Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah yang bertemu Menteri Pertanian RI di Jakarta, Rabu (10/9/2025), merupakan peluang emas untuk memperkuat fondasi ekonomi masyarakat melalui sektor pertanian.
Dalam pertemuan tersebut, Sumbar mendapatkan alokasi Anggaran Belanja Tambahan (ABT) 2025 berupa bibit jagung untuk 5.000 hektare, bibit kopi untuk 2.000 hektare, serta bibit kelapa untuk 100 hektare.
Firdaus mengatakan, PKB memandang bantuan ini bukan sekadar distribusi bibit, tetapi harus dikelola sebagai program transformasi ekonomi daerah.
“Kementerian sudah memberi peluang besar. Tinggal bagaimana Pemprov dan Pemda serius memastikan bantuan ini benar-benar sampai ke petani, produktif, dan berdampak ke kesejahteraan. Jangan sampai hanya seremoni,” tegas Firdaus.
Evaluasi Ketat dari Menteri
Dalam rapat tersebut, Menteri Pertanian juga menegaskan akan melakukan evaluasi ketat terhadap daerah penerima bantuan. Bila gagal, daerah tersebut terancam tidak mendapat bantuan tahun berikutnya.
Menanggapi hal ini, Firdaus menilai pesan tersebut sebagai peringatan keras agar kepala daerah di Sumbar tidak main-main.
“Kita tidak boleh lalai. Kalau gagal memanfaatkan bantuan ini, Sumbar yang rugi. Kepala daerah harus turun langsung memastikan program jalan,” ujarnya.
Selain menerima bantuan bibit, Gubernur Mahyeldi juga mengusulkan kepada Menteri Pertanian pembangunan hilirisasi gambir di Sumbar. Data BPS mencatat, tujuh kabupaten/kota di Sumbar menjadi sentra penghasil gambir terbesar di Indonesia dengan produksi 26.912 ton pada 2024.
Menurut Firdaus, ide hilirisasi gambir sangat tepat.
“Gambir ini harta Sumbar yang selama ini hanya dijual mentah. Kalau ada hilirisasi, nilai tambahnya besar, petani untung, ekonomi daerah naik. PKB akan mendorong agar gagasan ini dikawal serius di pusat,” jelasnya.
Gubernur Mahyeldi juga menegaskan bahwa Sumbar telah swasembada beras, dan akan memacu swasembada komoditas lain seperti jagung, kelapa, kakao, dan kopi.
Firdaus menilai langkah ini sejalan dengan visi PKB yang ingin menjadikan sektor pertanian sebagai penopang utama ekonomi rakyat.
“Kita ingin Sumbar tidak hanya bangga dengan swasembada beras, tapi juga menjadi lumbung jagung, kopi, dan komoditas lain. Jika itu tercapai, angka kemiskinan pasti turun,” katanya.
Firdaus menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan petani.
“PKB melihat, ini momentum perubahan. Kalau semua pihak komit, bantuan dari Kementan bisa menjadi pintu keluar dari persoalan kemiskinan di Sumbar,” tutupnya.(yrp)