Dalam perbincangan santai bersama rekan dekat, Candra mengaku terkejut sekaligus kaget. Ia sama sekali tidak menyangka akan dipercaya memimpin DPD PKS Solok. “Saya sebenarnya keberatan. Kalau tidak bisa memberikan yang terbaik, jabatan justru bisa menjadi beban, bahkan musibah,” ujarnya dengan nada tenang.
Candra menegaskan, jabatan ini bukan hasil lobi atau permintaan pribadi. Sesuai aturan di PKS, kader dilarang meminta jabatan. Ia bahkan mengaku lebih memilih fokus pada tugasnya sebagai Wakil Bupati, mendampingi Bupati Jon Firman Pandu menggerakkan roda pemerintahan.
Kisah ini menjadi pengingat bahwa di tengah dunia politik yang sering dipenuhi ambisi, masih ada pemimpin yang tidak mengejar jabatan. Namun, saat amanah datang, ia menjawab dengan sikap seorang kader sejati: Sami’na wa Atho’na — kami dengar dan kami taati. Dan di Solok, sosok itu adalah H. Candra.(red)