Padang, Scientia.id – Tragedi pembunuhan dua perempuan pekerja sawit di Solok Selatan bukan hanya menyisakan luka bagi keluarga korban, tapi juga menjadi tamparan keras terhadap sistem perlindungan masyarakat yang masih lemah. Donizar, Bendahara DPW PKB Sumbar sekaligus Anggota DPRD Sumbar, angkat bicara dan mendesak pemerintah serta aparat penegak hukum untuk tidak setengah hati dalam menuntaskan kasus ini.
“Apa yang terjadi di Solok Selatan bukan hanya tentang pembunuhan. Ini soal bagaimana negara belum benar-benar hadir di wilayah-wilayah yang jauh dari pusat perhatian. Korban adalah rakyat kecil yang semestinya mendapatkan perlindungan penuh,” tegas Donizar pada Scientia.id, Selasa (24/6).
Donizar menyoroti bahwa pelaku tidak hanya melakukan pembunuhan, tetapi juga mengambil uang korban melalui aplikasi BRImo. Hal ini menurutnya merupakan kejahatan yang tidak spontan dan memiliki unsur kesengajaan yang merugikan korban secara fisik dan finansial.
“Penggunaan aplikasi perbankan oleh pelaku mengindikasikan bahwa ini bukan sekedar emosi sesaat. Ada motif ekonomi. Ini harus diusut mendalam,” kata Donizar.
Donizar meminta pihak kepolisian untuk membuka kemungkinan bahwa pelaku tidak bekerja sendiri. Proses penyelidikan menurutnya harus komprehensif, melibatkan keahlian digital forensik, serta menjamin keterbukaan informasi kepada publik.
Donizar juga menggaris bawahi pentingnya intervensi sosial dan edukasi digital, terutama di kalangan pekerja perkebunan dan masyarakat pedesaan.
“Kita tidak bisa membiarkan masyarakat dibiarkan begitu saja menghadapi dunia digital. Minumnya literasi digital dan hukum membuat mereka mudah jadi korban, baik oleh kekerasan maupun manipulasi transaksi,” tambah Donizar.
Sebagai Pengurus PKB, Donizar menegaskan bahwa partainya konsisten memperjuangkan hak-hak masyarakat kecil, termasuk dalam hal perlindungan hukum dan sosial.
“Kami di PKB selalu berpihak pada yang lemah. Kita tidak akan dia melihat masyarakat kita jadi korban kekerasan, apalagi perempuan yang sedang mencari nafkah halal,” katanya.
Donizar juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan meminta agar pemerintah daerah setempat turun langsung memperbaiki bantuan psikologis, hukum dan sosial kepada keluarga yang ditinggalkan.
“Semoga ini menjadi kasus terakhir dan menjadi pemicu bagi negara untuk membenahi sistem perlindungan masyarakat. Keadilan tidak cukup ditegakkan hanya di atas kertas, ia Harus hadir nyata di kebun, di desa dan di hati rakyat kita,” tutup Donizar. (Tmi)