Dharmasraya, Scientia – Seorang ayah delapan anak di Gunung Medan tampak sibuk mengumpulkan barang bekas di Tempat Pembuang Akhir (TPA) sampah di negeri petro dolar yang terletak di Gunung Medan.
Ia adalah seorang Pemulung bernama Amirudin akrab disapa Untung. Aktivitas memulung sampah ini sudah ia tekuni selama lima belas tahun lamanya, demi untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan delapan anaknya.
Kendati usia sudah menginjak 67 tahun, Amirudin seakan tak takut rentannya terpapar penyakit.
Ia mengaku pasrah dan percaya kepada tuhan yang tetap memberikan kesehatan agar bisa meraup berkah di gunungan sampah.
Menurutnya, dalam menjalani profesi sebagai pemulung ia berangkat dari rumah pada pukul 07.00 WIB.
Tidak menentu sampai jam berapa ia di sana. Namun saat capek melanda, ia bisa tertidur di kawasan TPA tersebut.
“Kalau dibulan puasa ini aktivitas memulung saya mulai dari pukul 06.00 WIB pagi sampai pada pukul 11.00 WIB,” jelas Amirudin, Minggu 24 Maret 2024.
“Pekerjaan ini sudah saya lakukan semenjak berdirinya (TPA) sampah di Gunung Medan ini,”. sambungnya.
Ia berkata, TPA ini menjadi tempat secercah harapan baginya untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Meski aktivitas memulung ini harus menghadapi terik matahari dan hujan, belum lagi dengan aroma yang menyengat dari tumpukan sampah tersebut, namun ia tetap bertahan di segala macam kondisi terburuk sekalipun.
Di dalam tumpukan sampah itu, ia berjibaku untuk memilah sampah mulai dari botol plastik, kaleng, dan besi.
Hasil mulungnya ini dijual kepada pengepul. Dalam sehari Amirudin mampu mengumpulkan sebanyak 10 kilogram sampai 15 kilogram barang bekas.
“Penghasilan yang saya dapat perbulannya dari memulung ini berkisaran Rp 800 ribu sampai Rp 1,5 juta,” ucap Amirudin sambil menghapus keringat di dahinya
Selama lima belas tahun bekerja sebagai pemulung, Amirudin berharap pemerintah bisa memperhatikan nasib pemulung.
“Disini kami berlima orang se-profesi, tetapi 3 orang sudah diperkerjaan oleh pihak TPA bahkan sudah ada gaji bulannya,” ungkapnya. (tnl)
Discussion about this post