Pemerhati lingkungan, Irwan Burhanudin memgatakan, sangat lucu dan aneh jika daerah yang berada pada ketinggian 780 – 950 meter di atas permukaan laut itu terendam banjir. Sebab Kota Bukittinggi dikenal sebagai daerah perbukitan dan berlembah.
“Lucu saja, masa kota yang berbukit-bukit dan berlembah begini, bisa mengalami banjir. Taruhlah, jika ada yang berbicara drainase tersumbat karena adanya sampah, tentunya Pemerintah Kota (Pemko) Bukittinggi melalui SKPD terkait misalnya, sudah melakukan pengerokan guna mewanti-wanti jika hujan turun,” ujar Irwan Burhanudin kepada Scientia. Selasa malam (1/2).
Menurut Pengurus Komunitas Cendikia Minangkabauwi ini, ukuran drainase yang dibangun Pemko selama ini tidak memadai dan tidak mengalami perubahan (kedalaman) yang signifikan untuk menampung debit air disaat hujan turun.
“Harusnya saat Pemko membangun drainase lebih dalam lagi, agar mampu menampung debit air. Tapi, saya melihat ukuran drainase dan kedalamannya itu ke itu saja. Padahal jika diperdalam, aliran air bisa diarahkan menuju pembuangan, misalnya
seperti ke lembah atau ke sungai Ngarai Sianok yang begitu besar dan lebar,” katan Irwan yang juga mantan Ketua ASEPHI (Asosiasi Eksportir Produsen Handycraft Indonesia Sumatera Barat itu.
Sementara itu, pada berita sebelumnya, diketahui banjir yang terjadi dibeberapa ruas jalan di Kota Bukittinggi dikarenakan guyuran hujan yang terjadi sejak selasa sore tadi.
Akibatnya disalah satu titik dilakukan rekayasa hingga penutupan jalan guna mengantisipasi terjebaknya kendaraan digenangan air tersebut.(aef)