Padang Panjang, Scientia.id – Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) bersama Perumdam Air Minum Tirta Serambi Kota Padang Panjang melakukan survei teknis lapangan, Kamis (23/5/2024). Survei teknis lapangan untuk mendata dan merencanakan rehabilitasi infrastruktur air minum yang rusak dihantam banjir bandang, Sabtu (11/5/2024) silam.
Direktur Perumdam Kota Padang Panjang, Adrial A. Bakar mengatakan penanggulangan dampak terganggunya pelayanan air minum kepada masyarakat dilaksanakan dengan secepat mungkin.
“Karena sifat kegiatan ini tanggap darurat penanggulangan dampak terganggunya pelayanan air minum kepada masyarakat, maka pelaksanaannya akan dilaksanakan dengan sesegeranya,” katanya, Jumat (24/5/2024).
“Termasuk rencana jalur pemasangan pipa baru dengan alternatif dari reservoir Bukit Surungan yang disebabkan jalur pipa lama berisiko tinggi terhadap ancaman banjir dimasa depan,” tambahnya mengutip dari kominfo.
Ia menyebutkan, dari hasil survey yang dilakukan telah didapat data infrastruktur air minum yang mengalami kerusakan dan dilanjutkan dengan rencana rehabilitasi dan rekonstruksinya (rehab rekon).
“Kegiatan kemarin meliputi survei dan rencana rehab di sumber air Lubuk Mata Kucing (broncaptering dan pompa), Reservoir Bukit Surungan Baru, jaringan pipa transmisi ke Silaing Atas dan Silang Bawah serta rehabilitasi jembatan pipa Taweh,” sebutnya.
Ditambahkannya, Tim survey dari BPPW Sumbar menilai dampak gangguan pelayanan air minum di Padang Panjang adalah yang terbesar dan terluas dari semua daerah yang mengalami bencana banjir bandang.
Adrial mengungkapkan, saat ini akibat kerusakan pipa transmisi dari Lubuk Mata Kucing ke Silaing Atas dan Silaing Bawah, berdampak terhadap hampir 1.000 pelanggan atau hampir 4.000 jiwa.
“Distribusi airnya mati total karena pipa putus dan hanyut dibawa banjir bandang dan tanah longsor. Tiga jalur pipa diameter 8 inci, 4 inci dan 3 inci mengalami kerusakan dengan panjang masing-masing 900 meter,” ungkapnya.
Dirinya berharap pelaksanaan pengerjaan bisa juga disegerakan mengingat banyaknya pelanggan yang mengalami gangguan pelayanan. Upaya tanggap darurat dilakukan Perumdam dengan mengalirkan air melalui 4 unit mobil tangki dan 8 unit hidran umum ke wilayah pelayanan yang terdampak. Kemudian secara bertahap sumber air ke wilayah pelayanan yang terdampak dialihkan ke sumber air Sungai Andok dan jaringan pipa Pasar Usang.
Pengalihan ini, lanjutnya, tidak bisa dilakukan serta merta karena keterbatasan kapasitas debit. Sehingga harus dilakukan pergiliran agar pelanggan mendapat distribusi air setiap hari. Upaya ini sangat membantu karena pelanggan kembali mendapat pasokan air melalui jaringan perpipaan meskipun volumenya lebih sedikit.
“Dalam masa tanggap darurat ini kita berharap pelanggan bisa mendapatkan pasokan air setiap hari meskipun pipa yang rusak belum direhab. Kami juga terus berupaya siang malam agar pasokan air ini terjaga dengan berbagai cara. Seperti mengalihkan dari sumber air Sungai Andok dan wilayah pelayanan Pasar Usang. Meskipun begitu kami juga mohon maaf kepada pelanggan karena dengan cara ini belum dapat mengembalikan pelayanan pulih 100 persen,” tuturnya.
Baca Juga: Potensi Banjir Susulan, Plh Wako Padang Panjang: Masyarakat Harus Tetap Waspada
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada tim survei, Ditjen Cipta Karya PUPR melalui BPPW Sumbar yang cepat tanggap menurunkan tim perencana dan pelaksana kegiatan rehab rekon dalam waktu hanya satu minggu dari waktu terjadinya musibah. (*)