Kisaran, Scientia – Pembangunan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yakni Bendung dan Saluran Suplesi berada di Desa Sei Silau Asahan, Provinsi Sumatera Utara terhenti.
PPK Proyek, Indra Kurnia mengatakan terhentinya pembangunam Bendung tersebut disebabkan karena anggarannya belum turun dari Kementrian PUPR.
“Info terhentinya lanjutan proyek tahap ke II belum jelas, direfocusing atau ketiadaan anggaran,” ucap Indra Kurnia PPK Irigasi dan Rawa Balai Wilayah Sungai Sumatera II (BWSS II) saat ditemui Scientia.id di lokasi proyek Bendung di Sei Silau, Selasa (01/03/2022).
Menurut Indra pembangunan Bendung di Sei Silau ini akan berdampak dapat mengairi DI Sei Silau seluas 10.700 ha yang terdiri dari hilir Sei Bunut seluas 5250 ha, dan pengembangan menjadi 8450 ha. Sei Beluru seluas 750 ha dan pengembangan menjadi 2250 ha.
Selanjutnya dijelaskannya, untuk tahap I pembangunan sumber dana dari APBN Tahun Anggaran 2018 s.d 2021 dengan pagu anggaran sebesar Rp.203.557.904.000 dikerjakan oleh PT.WIKA – MODERN, KSO meliputi pembangunan Bendung dan Saluran Suplesi yang akan disalurkan ke Sei Bunut.
Untuk tahap ke II dengan anggaran 398 milyar meliputi pelebaran dan pendalaman Sei Bunut sepanjang 24 km dengan luas 110 ha, Jembatan dan box culvert serta jalan inspeksi sepanjang Sei Bunut.
Sedangkam pelaksanaan tahap ke III ini untuk mengairi seluas 750 ha dengan potensi pengembangan menjadi 2250 ha masih diperlukan desain suplesi dari Sei Bunut ke Sei Beluru.
Indra berharap dengan selesainya pelaksanaan tahap ke I seyogiyanya untuk tahap ke II awal tahun ini sudah berjalan, namun hingga hari ini kelanjutan dari tahap ke II belum berjalan alias terhenti.
Untuk itu kita masih menunggu turunnya anggaran tahap II dari Kementrian PUPR agar proyek bendung dapat terselesaikan sesuai tepat waktu. “Kami berharap dukungan dari Pemerintah Kabupaten Asahan agar proyek strategis nasional terselesaikan tepat waktu guna meningkatkan produksi padi di Kabupaten Asahan” pungkas Indra. (Hans)