Padang, Scientia – Nevi Zuairina adalah sosok wakil rakyat di DPR RI dari PKS daerah pemilihan Sumatra Barat II yang terpilih pada 2019 lalu
Kiprah Nevi Zuarina dinilai banyak pemerhati politik di Sumbar sangat luar biasa.
Kegigihan dan ketangguhannya dinilai banyak orang jarang dimiliki wakil rakyat kekinian. Banyak konstituen di Dapil Sumbar II berharap Nevi Zuairina diberi kekuatan untuk terus menemui konsituen yang berada pada Dapil Sumbar II (Padang Pariaman, Pariaman, Agam, Bukittinggi, Pasaman Barat, Pasaman, Linapuluh Kota dan Payakumbuh).
Pemilu ke pemilu jaraknya lima tahun, karena kiprahnya di tengah masyarakat sudah tak perlu diragukan lagi. Terbukti, sejak di lantik 1 Oktober 2019 sampai April 2023 sudah ratusan miliar rupiah berhasil mengucur ke Dapil Sumbar II atas perjuangan dan Nevi Zuairina di pusat.
Terbaru ada pembangunan untuk irigasi di Agam dan Padang Pariaman, serta membantu bedah rumah korban gempa Pasaman dari program di Kementerian PUPR.
Nevi mengatakan tidak mudah menjembatani aspirasi rakyat dengan stakeholder di pemerintahan pusat. “Semuanya butuh trik, dan nyinyir,” ujar Nevi.
Kini hampir empat tahun berjalan sejak ia dilantik sebagai anggota DPR, Pemilu 2024 juga sudah masuk tahapan pendaftaran Bakal Caleg ke KPU. Dari data, Nevi Zuairina masuk dalam daftar Bacaleg DPR RI dipercaya PKS nomor urut 1.
“PKS menilai kinerja dan keseriusan aleg (anggota legislatif) dan faktor perempuan, termasuk mengurus aspirasi rakyat. Kalau tidak begitu, skor bisa rendah, konsekuensinya nonor urut bisa digeser ke nomor bawah. Alhamdulillah saya masih diberi kepercayaan oleh partai,” ujarnya.
“Banyak PR aspirasi dan janji ke konstituen belum tuntas saya perjuangkan Inilah yang memicu saya untuk maju lagi, karena aspirasi rakyat disampaikan saya perjuangkan di DPR RI, mungkin karena keterbatasan anggaran negara, ada yang belum. direalisasikan, ini janji dan janji adalah utang bagi saya untuk menuntaskannya,” katanya menambahkan.
Nevi Zuarina menegaskan pembangunan terbaik itu adalah dari bawah, dari aspirasi rakyat di daerah.
“Saya hanyak membawa aspirasi nagari atau desa, karena usulan mereka di Musrenbang sering tercecer. Padahal aspirasi itu riil. dibutuhkan rakyat. Kini saya berkolaborasi dengan wali nagari atau kepala desa, untuk mengawal program pembangunan di semua tingkatan Musrenbang, “tukasnya. (*)