Pariaman, Scientia – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merevisi kekuatan gempa yang terjadi di Pantai Barat Kepualauan Mentawai pada hari ini Selasa (25/4) pukul 03.00 WIB.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Padang Panjang, BMKG Sumbar, Suaidi Ahadi mengatakan, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 6.9.
Sedangkan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,94° LS ; 98,38° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 177 Km baratlaut Kepulauan Mentawai Sumatera Barat pada kedalaman 23 km.
Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangan tertulisnya mengatakan jika gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Kemudian, untuk dampak gempa bumi dirasakan di daerah Siberut, Mentawai dengan skala intensitas VI MMI serta sebagian besar daerah di Sumbar dengan skala intensitas I hingga VI MMI.
Berdasarkan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini BERPOTENSI TSUNAMI.
Selanjutnya, daerah yang berpotensi terdampak tsunami dengan status Waspada di daerah Nias Selatan, Pulau Tanabala Sumatera Utara.
Berdasarkan hasil pengamatan tinggi muka laut, tercatat ketinggian tsunami di lokasi TG Tanah Bala pada pukul 03:17 WIB dengan ketinggian tsunami 11 cm.
Selain itu, BMKG menghimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. (YRP)