Oleh: Novrianto. SP
Ketua FWP-SB
Kembali untuk tahun ini terjadi pertikaian perhitungan 1 Syawal antara beberapa organisasi Islam dengan pemerintah, sehingga ada masyarakat yang merasa bingung, kapan sebenarnya 1 Syawal tersebut.
Sebagian masyarakat Sumatera Barat menjatuhkan “pilihan” 1 Syawal pada hari Jumat (21/4/2023), sama dengan pelaksanaan IED di negara Arab Saudi yang beda waktunya 4 jam lebih cepat dibandingkan Indonesia, namun ada juga yang merayakannya pada hari Sabtu (22/4/2023) seperti pengumuman pemerintah negara Republik Indonesia.
Untuk terjadinya selisih waktu perayaan IED di Indonesia, menteri Polhukan Mahfud MD dengan tegas mengajak masyarakat, agar tidak memperdebatkan hal tersebut, karena ada beberapa perhitungan yang bisa dilakukan untuk menentukan 1 Syawal 1444 H.
Ada organisasi Islam yang menghitung, jika sudah tampak hilal meskipun tidak mencapai 2℅ sudah masuk 1 Syawal, namun pemerintah negara Republik Indonesia, melalui Kementerian Agama, berdasarkan kesepakatan beberapa organisasi Islam lainnya, dan negara tetangga, menyatakan minimal harus berada pada posisi 3%, namun negara pernah melarang jika ada yang merayakan tidak sama dengan waktu yang telah ditetapkan dalam sidang Isbad.
Tidak adanya larangan menunjukkan betapa negara telah memberikan perhatian yang sama pada semua masyarakat dan pemeluk agama di Tanah Air tercinta ini.
Adanya perbedaan waktu penyelenggaraan salat IED juga membuat dilematis masyarakat, namun dengan tegas Menteri Agama meminta pemerintah daerah untuk tidak setengah hati memfasilitasi masyarakat yang ingin melaksanakan solat IED sebelum hasil sidang Isbad, artinya yang yang merayakan hari ini (21/4/2023) jangan sampai tidak mendapat fasilitas, karena mereka juga bagian dari muslim yang beribadah untuk mencari ridha Allah SWT.
Ternyata himbauan negara melalui beberapa menteri pada masyarakat memiliki efek cukup baik, karena tidak banyak diberbagai media perdebatan 1 Syawal 1444 H, tapi semua berjalan sangat kondusif dan baik.
Karena semua sudah berjalan, maka kita berharap agar kedepannya juga tidak ada lagi yang mempermasalahkan perbedaan ini, karena Baginda Rasulullah SAW, mengatakan, perbedaan diantara umat Ku adalah rahmat, selagi untuk kebaikan, mari kita ikut sunnah Baginda Rasul untuk kemaslahatan berbangsa dan bernegara.
Terkahir saya mengucapkan, selamat Idul Fitri 1444 H, Mohon Maaf lahir dan Batin, mari kita jaga kondusifitas negeri ini, untuk kepentingan banyak umat dan stabilitasnya pemerintah di negeri tercinta Republik Indonesia. (***)