
Padang, Scientia – PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) Divisi Regional (Divre) II Sumatera Barat (Sumbar) mencatat adanya peningkatan angka kecelakaan temperan KA denga kendaraan di perlintasan.
“Kita mencatat, tahun 2021 terjadi 21 kali, pada 2022 sebanyak 23 kali, dan hingga April 2023 sudah lima kali,” kata Vice President PT KAI Divre II Sumbar, Sofan Hidayah usai sosialisasi, Rabu (19/4) sore.
Tingginya angka kecelakaan itu menjadi perhatian sejumlah pihak, termasuk bagi pihak KAI Sumbar. Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat pengguna jalan jalur perlintasan KAI yang.
Dalam sosialisasi ini, pihak KAI menggandeng jajaran TNI-Polri, Dinas Perhubungan, Jasa Raharja, dan Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumbar. Dengan harapan masyarakat lebih waspada saat di jalur perlintasan KAI.
“Kecelakaan sering terjadi di perlintasan liar. Dulu ada sekitar 300-an perlintasan liar. Sekarang sudah kita tutup 261 perlintasan,” ujarnya.
Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Barat, Supandi membenarkan hal itu. Pihaknya bersama stakeholder menyepakati penutupan 388 perlintas liar sepanjang jalur KAI Divre II Sumbar.
Dari keterangannya, sudah 261 perlintasan liar di jalur KA Padang hingga Pariaman ditutup. Namun sisanya, terutama di jalur KA Lubuk Alung-Kayu Tanam dianggarkan penutupan pada tahun 2024 mendatang.
“Tahun ini perlintasan liar yang ditutup dan penataan perlintasan dilakukan untuk jalur Padang-Bukit Putus. Sisanya tahun 2024 baru kita anggarakan di jalur KA Lubuk Alung-Kayu Tanam,” jelasnya.
Menurutnya, perlintasan liar ini sangat rawan dan berisiko tinggi terjadinya kecelakaan. Dengan adanya penutupan, diharapkan mampu meminimalisir angka terjadinya kecelakaan ke depannya.