Bukittinggi, Scientia- Puluhan pedagang di sekitaran Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) atau kebun binatang Kota Bukittinggi, berharap jelang libur natal dan tahun baru (Nataru) bulan depan tidak lagi ada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Menurut salah seorang pedagang kuliner di TMSBK, Evi, PPKM membuat perekonomian masyarakat Bukittinggi yang pada umumnya pedagang dan pelaku wisata semakin sulit.
“Pemberlakuan PPKM akan menjadikan Bukittinggi semakin sepi sebab para pengunjung atau wisatawan yang ingin berlibur ke kota wisata ini otomatis sudah dibatasi,” ,” katanya kepada Scientia, di area TMSBK kota itu, Sabtu (19/11/2021) lalu.
Dia mengungkapkan, sepinya wisatawan, berimbas kepada perekonomian masyarakat. Artinya, pedagang atau pelaku wisata di kota ini, tidak punya calon konsumen jika tidak ada pengunjung dari luar kota.
Evi didampingi pedagang cendramata, Abdurrahman berharap dimana Bukittinggi saat ini di PPKM level 1 hendaknya tetap saja berada di level yang sama hingga libur nataru nanti. Dan tidak mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan dari luar kota atau provinsi datang berlibur.
Saat ini, sejak Bukittinggi PPKM level 1, kata dia, tingkat kunjungan wisatawan ke Bukittinggi sudah mulai ramai dibanding beberapa bulan lalu atau dikala berada di level 3 dan 4.
“Kami para pedagang sebanyak lebih kurang 30 orang di area kebun binatang ini, sudah agak terbantu dengan sudah adanya pengunjung dari luar kota atau provinsi yang berlibur ke sini. Minimal dengan adanya pengunjung tersebut, sedikit banyaknya dagangan kami sudah ada pembeli dan hasil keuntungan dari dagangan kami bisa dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari,” sebut ibu paruh baya itu seraya menambahkan, keuntungan dagangan belum bisa untuk membayar kebutuhan lain seperti bayar kontrak warung atau kebutuhan anak yang sedang sekolah maupun kuliah.
Senada Evi, Abdurrahman mengatakan, seandainya PPKM level 3 atau 4 diberlakukan pemerintah, harapan pedagang mengatasi atau memperbaiki perekonomian bakal tidak terwujud. Kenapa tidak terwujud, kata dia, jelas jika tidak ada pengunjung dari luar kota, daya beli pedagang disekitaran kebun binatang sepi.
“Pengunjung sepi, daya beli pedagang di sini jauh berkurang dan boleh dikata tidak ada sama sekali. Hal tersebut telah terjadi saat liburan Idul Fitri tahun lalu. Banyak pedagang rugi sementara stok jualan sudah dipersiapkan, ternyata pembeli yang diharapkan dari luar kota tidak ada,” sebutnya.
Ia tambahkan, dengan kondisi PPKM level 1 begini dan ditambah persentase vaksinasi di Bukittinggi hampir mencapai target ( tingkat herd imunity hampir 100 persen) sebaiknya pemerintah tetap membuka objek wisata yang ada di Bukittinggi.
“Kekhawatiran akan meningkatnya kasus Covid-19 di saat Nataru, Pemerintah Kota (Pemko) Bukittinggi bisa memberlakukan sistem buka tutup atau membatasi persentasi pengunjung masuk ke dalam objek wisata. Hal tersebut sedikitnya tetap bisa membantu para pedagang dimana pada intinya, jika pengunjung ada, harapan dagangan laku masih ada harapan,” kata Abdurrahman yang juga seorang ustad ini. (aef)