“Alhamdulillah, vaksinasi di Bukittinggi telah mencapai 72 persen dan sudah entri di aplikasi terbaru. Data yang tersimpan di aplikasi tersebut, langsung link ke pusat. Sehingga, data yang sudah dientri ke pusat itu, akan menjadi acuan pemerintah pusat untuk mengambil kebijakan,” jelas Wawako kepada Scientia di Bukittinggi. Minggu (6/11).
Dia mengatakan, mestinya hingga akhir Desember mendatang vaksinasi diharapkan bisa mencapai seratus persen. Untuk itu, setiap harinya harus ada 1000 orang yang divaksin.
“Solusi atau cara pencapaian target vaksin yang diinginkan itu, hendaknya dimasifkan dan diiklankan agar masyarakat bersedia mevaksinkan diri hingga nantinya tercapai target dari jumlah penduduk yang ada,” sebutnya.
Dilanjutkan lagi, seiring dengan iklan vaksin “Ayo Bukittinggi Vaksin” ini, pemerintah membuka layanan vaksin di puskesmas-puskesmas, di Lapangan Kantin Kodim 0304/ Agam dan Polres Bukittinggi setiap harinya.
“Jadi, bagi masyarakat yang belum vaksin dipersilakan datang ke tempat atau pos pelayanan vaksinasi tersebut. Jangan takut, vaksin sesuatu yang biasa dan tidak mengkwatirkan. Terbukti 72 persen penduduk Bukittinggi sudah divaksin dan tidak ditemukan yang terdampak negatif,” ingatnya.
Marfendi juga menginformasikan, capaian vaksinasi tertinggi di Sumatera Barat adalah Kota Padang Panjang dan Bukittinggi masih diurutan nomor 2. Sedangkan untuk kasus Covid di kota itu dalam minggu terakhir ini berada pada angka nol (0) atau nihil.
“Hal ini merupakan pertanda tingkat herd imunity membaik dan mudah-mudahan pekan depan atau 2 minggu lagi Bukittinggi mendapatkan zona level 1,” harapnya.
Meskipun demikian, Dia tetap menghimbau masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes).
“Bagi saya sebetulnya menerapkan prokes setiap saat itu selain menjaga jarak dan memakai masker, bagusnya setelah mencuci tangan lakukan wudhuk yang sempurna dan dirikan shalat,” tutup Buya. (aef)