Lumajang, Scientia – Bupati Lumajang Thoriqul Haq pernah diancam dibunuh usai menertibkan praktik pungutan liar (pungli) di wilayahnya. Dia berkisah, saat itu, terjadi pungli di sektor pertambangan pasir.
Thoriq, sapaan akrabnya, mengatakan ancaman ini diterimanya di tahun 2019. Saat itu, pihaknya menutup sebuah jasa timbang pertambangan pasir.
“Saya melakukan langkah supaya jasa timbang ini dibubarkan atau dihentikan kegiatan jasa timbangnya. Begitu diakhiri, banyak pihak yang keberatan. Saya sebagai pengambil kebijakan, saya pastikan mereka pasti ada kebencian pada saya,” kata Thoriq , dikutip detikcom di Surabaya, Kamis (17/6/2021).
“Selang waktu begitu dihentikan dan saya pastikan tidak ada jasa timbang, pasca itu kebetulan banyak teror. Banyak WhatsApp yang nomornya berganti-ganti, diancam dibunuh, diancam keluarga. Bagi saya, ya saya baca begitu saja dan saya biarkan saja,” ungkap Thoriq.
Begitu praktik pungli tersebut dihentikan, Thoriq mengaku mendapat banyak teror melalui WhatsApp. Dia mengatakan teror tersebut dari beberapa nomor yang berbeda.
Meskipun memilih abai, Thoriq mengatakan dirinya juga sempat khawatir saat ada pesan yang berisi foto sekolahan anaknya. Saat itu, anak Thoriq tengah bersekolah di Surabaya, sedangkan dirinya di Lumajang.
Diketahui, pungli dan premanisme saat ini tengah menjadi sorotan Presiden Joko Widodo. Kapolri bahkan diberi tugas untuk memberantas pungli yang ditemukan di Indonesia. (red)